Korupsi adalah lingkaran setan yang membuat reformasi politik 1998 berhasil dibajak oleh mereka yang minus komitmen, tetapi memiliki aset ekonomi dan politik yang besar. Dampak korupsi sangat banyak, yaitu : mebocorkan anggaran-anggaran negara yang ada, melemahkan daya saing, menyababkan kemiskinan dan lain sebagainya. Tindakan korupsi hanya memberi keuntungan pada seseorang saja dan merugikan berjuta-juta orang. Hal inilah yang terjadi saat ini di negara yang kita cintai ini para koruptor ada di mana-mana. Seolah-olah kita dapat melihat korupsi adalah tindakan yang sering dilakukan oleh para pejabat-pejabat maupun golongan lain yang melakukannya. Hukum korupsi yang telah dibuat juga tidak berarti bagi mereka. Dalam kasus lain kuatnya posisi penegak hukum di hadapan koruptor malah meningkatkan harga putusan penegak hukum di pasar suap. Kerapuhan-kerapuhan dapat kita simak dari moral para politisi di gedung parlemen. Mereka yang sesungguhnya adalah wakil rakyat semestinya menyuarakan aspirasi rakyat. Tetapi kenyataannya kebanyakan di antara mereka lebih mementingkan mempertahankan kekuasaan mereka daripada memperjuangkan hak-hak rakyat. Kerapuhan yang lainnya tampak di berbagai institusi penegak hukum negara. Para mafia hukum bertebaran di lembaga kejaksaan dan kepolisian. Sepak terjang para Mafioso ini bersama-sama dengan koruptor yang sulit diberantas telah menggerogoti kekayaan bangsa kita di tengah-tengah kesengsaraan rakyat. Dasar dari kerapuhan di atas sesungguhnya adalah moralitas kita yang telah luntur tergerus oleh zaman. Zaman dengan kemajuan teknologi dan informasi ini telah menumbuhkan benih individualisme tanpa kita. Apabila Indonesia bebas dari hal-hal yang berbau korupsi maka Indonesia akan dapat berkembang dengan pesat dan dapat maju seperti negara-negara lain yang ada di dunia ini. Contohnya adalah negara Cina yang dulunya di negara tersebut banyak para koruptor yang berkeliaran. Setelah mereka menciptakan sebuah hukum yang tegas, negara tersebut menjadi sebuah negara yang maju dan bisa dikatakan pada saat sekarang ini memegang pangsa pasar di Indonesia. Yang diperlukan sekarang dan ke depan, kerja keras dan keberanian orang-orang baik untuk masuk ke pusat kekuasaan melalui partai politik. Juga, ada peluang besar dari variabel eksternal karena usang dan tidak kompatibelnya praktik korupsi ketika dihadapkan kompetisi global yang kian ketat. Setelah menghancurkan struktur korup, di masa depan, kita baru punya ruang untuk lepas dari mediokritas. Kita bisa dengan tenang melakukan banyak hal: inovasi teknologi, pendidikan dan riset, kebijakan industri, dan memanfaatkan globalisasi.sepertinya hal yang mustahil jika membaca judul dari wacana diatas. sepertinya sulit untuk direalisasikan, karena korupsi adalah masalah terbesar yang sedang dihadapi oleh Bangsa Indonesia saat ini. Mendengar kata itu, tidak jarang kita langsung teringat pada para pejabat berkedudukan tinggi yang berbadan besar, berperut besar, dan dengan seenaknya menggerogoti harta rakyat tanpa belas kasihan. Sebenarnya kenapa dan untuk apa mereka melakukan hal seperti itu? Tentu saja untuk memperkaya diri mereka sendiri, tanpa sadar bahwa dirinya telah menyengsarakan orang lain. Entah memang tidak sadar, atau hanya pura-pura tidak sadar. Padahal mereka tahu betul apa bahaya yang timbul dari perbuatan mereka itu. Korupsi telah menjadi “the way of life” bangsa Indonesia, merasuk hingga ke segala aspek kehidupan bangsa tidak hanya dalam birokrasi tetapi sampai pada perilaku kehidupan sehari-hari. Jika berbicara mengenai pemberantasan korupsi di Indonesia, rasanya bagaikan menggapai awan, karena setiap usaha yang telah dilakukan berakhir percuma atau paling hanya bertahan seumur jagung.
Jika tidak ada upaya serius untuk memberantas korupsi maka masa depan bangsa Indonesia pun akan terancam karena korupsi. Bayangkan sebuah negara dengan perekonomian yang morat-marit akibat praktek monopoli dan kroniisme selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru, dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, dan kualitas sumber daya manusia yang rendah serta berpenduduk 225 juta jiwa. Lalu masih diperparah lagi dengan masalah korupsi, Indonesia bagaikan kapal bocor sarat muatan yang pasti akan tenggelam di tengah samudera luas kancah persaingan internasional dan globalisasi. Sumber daya alam Indonesia pun kian menipis dengan maraknya illegal logging dan konsesi pertambangan yang tiada henti. Semua masalah tersebut adalah tantangan bagi KPK dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dalam menjalankan tugasnya saat ini. Memang, memberantas korupsi dibutuhkan kerja keras dan keberanian melawan arus yang memberi peluang dan terbiasa melihat praktek korupsi di mana-mana. Seorang koruptor sesungguhnya adalah pengkhianat terhadap negara dan bangsanya sendiri, menggerogoti uang negara sementara banyak rakyat Indonesia yang hidup melarat dan kurang memperoleh gizi yang cukup.
Pada dasarnya, masa depan suatu bangsa berada di tangan rakyatnya. Tapi, tetap saja yang dominan bertanggung jawab pada masa depan bangsa tersebut adalah orang-orang yang mempunyai kedudukan, kekuasaan, dan wewenang. Lantas apa jadinya suatu negara, jika kedudukan seseorang membuat ia melakukan pelanggaran yang dapat merugikan orang banyak, bahkan merugikan negara tanpa mau bertanggung jawab, seperti korupsi? Indonesia adalah salah satu negara yang didapati kasus-kasus seperti itu. Akan jadi apa bangsa kita ke depannya? Apakah bangsa kita akan terus seperti ini? Banyak masyarakat Indonesia hidup dalam bayangan kemiskinan. Akibat korupsi, yang kaya makin kaya, yang kekurangan makin terpuruk. Apakah kita rela dan bangga Indonesia termasuk dalam nominasi 5 negara terkorup di dunia? Tentu saja tidak. Tidak dapat dibanggakan sama sekali.
Mungkin, bagi mereka yang melakukannya, korupsi itu menyenangkan. Tapi, mereka juga harus tahu, bahwa di balik kesenangan mereka korupsi itu tidak menyenangkan, bahkan menyengsarakan. Dan pada dasarnya korupsi memang tidak menyenangkan. Kehidupan orang-orang yang melakukan tindak korupsi tidak tenang. Memang, mereka terlihat bahagia dengan hasil korupsi mereka. Padahal, di balik kebahagiaan itu tersimpan rasa waswas. Mereka tidak tenang karena takut perbuatan mereka terbongkar dan diketahui oleh publik. Karena mereka telah mengambil apa yang sebenarnya bukan hak mereka.
Kekuasaan adalah salah satu faktor yang menyebabkan seseorang berani untuk melakukan korupsi. Mungkin mereka menganggap bahwa perbuatan mereka adalah perbuatan kecil yang tidak terlalu berpengaruh pada apa pun. Padahal perbuatan itu, sekecil apa pun, akan berpengaruh pada masa depan mereka, masa depan bangsa dan negara. Kita lihat saja kenyataannya. Sekarang ini, di Indonesia banyak sekali orang-orang yang melakukan korupsi (termasuk kitakah? Mari kita renungkan!), dampaknya sudah terlihat dan tak dapat disembunyikan lagi. Banyak orang yang hidup dalam suramnya kemiskinan dan kebodohan. Akibat korupsi, banyak orang kehilangan pekerjaannya karena perusahaan tempat mereka bekerja bangkrut lantaran ada yang melakukan korupsi. Hal tersebut membuat kehidupan mereka menjadi suram dan serbakekurangan. Akibat korupsi juga, banyak anak usia sekolah terpaksa harus meninggalkan bangku sekolah karena tidak mampu membayar biaya pendidikan yang semakin mahal. Padahal seharusnya biaya pendidikan tidak mahal, karena negara sudah menganggarkan biaya untuk pendidikan. Tapi, ke manakah sebagian dari anggaran itu sehingga biaya pendidikan semakin mahal? Entahlah. Kita tidak tahu ke mana larinya sebagian anggaran itu. Padahal pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk memajukan bangsa dan negara. Pendidikan sangat penting untuk masa depan mereka, untuk masa depan bangsa dan negara.
Kasus-kasus korupsi di Indonesia sebenarnya sudah sangat mengkhawatirkan. Dengan sangat mudah kita bisa menemukan berita kasus korupsi di mana-mana. Membuka surat kabar, terdapat berita korupsi. Menonton televisi, terdapat pula berita korupsi. Bahkan, mungkin kita merasa bosan dengan berita korupsi. Tapi korupsi bukanlah kasus yang terjadi pada suatu waktu dan akan menghilang begitu saja di waktu yang lain. Seperti yang kita tahu, memberantas korupsi sangatlah sulit. Kurangnya kesadaran para pelaku korupsi terhadap dampak perbuatan mereka adalah salah satu faktor yang menambah kesulitan dalam memberantas korupsi. Tapi, jika semua orang Indonesia menyadari bahwa korupsi adalah perbuatan yang merugikan banyak pihak, merugikan negara, bahkan dapat merusak masa depan bangsa, niscaya tak akan ada lagi kasus korupsi di Indonesia. Tak terbayangkan alangkah makmurnya rakyat Indonesia, alangkah indahnya kehidupan di Indonesia, alangkah majunya negara Indonesia. Itulah cita-cita dan keinginan kita semua sebagai Warga Negara Indonesia untuk negara kita tercinta ini.
Masa depan bangsa dan negara Indonesia tergantung dari apa yang terjadi di Indonesia sekarang, dan apa yang dilakukan sekarang. Jika sekarang kita terus membiarkan korupsi merajalela di Indonesia, maka bisa saja beberapa tahun ke depan Indonesia hanya tinggal sejarah karena kacaunya perekonomian Indonesia akibat korupsi. Karena itu, marilah kita perbaiki masa depan bangsa dan negara Indonesia dengan berusaha untuk memberantas korupsi. Kita berikan dukungan pada KPK untuk meningkatkan kinerjanya dalam memberantas korupsi. Jangan sampai di masa depan, Indonesia menjadi negara yang terpuruk karena korupsi. Jangan kotori tangan kita dengan korupsi karena kunci masa depan Indonesia ada di tangan kita sebagai Warga Negara Indonesia.
Sumber: www.komisihukum.go.id
www.vhrmedia.com/Korupsi-dan-Penerus-Bangsa-korupsi2542.html
Jumat, 04 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar