Minggu, 17 April 2011

Nikmatnya Memiliki Usaha Sendiri

Nikmatnya Memiliki Usaha Sendiri
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Artikel - Dibaca: 31 kali
TELINGA saya berdengung seakan-akan saya tak biasa, ketika di satu kesempatan berwawancara dengan salah seorang mahasiswa di kampus tempat saya mengabdi."Apa tujuan anda kuliah?" Lalu pertanyaan saya dengan enteng dia jawab,"Saya tak tahu tujuan kuliah saya, paling buat cari kerja".
Jawaban tadi bagi kalangan anak-anak kampus adalah hal biasa, tetapi kali ini membuat saya merasa jengkel. Betapa tidak? Meski itu bukanlah menjadi urusan pribadi saya, tapi paling tidak, sebagai anggota kalangan pendidik, saya merasa ikut bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan mahasiswa tadi, atau pun mahasiswa lainnya yang mungkin memiliki visi dan misi apatis yang sama.
Lalu saya tanya kembali,"Jadi buat apa anda kuliah bila tak tahu tujuan? Mengapa tidak menjadi pengusaha saja?" Mahasiswa itu kemudian menjawab,"Pengusaha kan

butuh modal". Saya lalu bertanya kembali,"Anda masuk kuliah juga memakai modal kan

?" Dahinya tiba-tiba mengerut bingung, saya ingin tertawa melihat ekspresi wajahnya. "Coba hitung jumlah uang kuliah yang telah dikeluarkan?" tanya saya,"Dan hitung lagi detik demi detik yang kamu lewati dan hasil tenaga yang kamu gunakan? Berapa?" Antara ingin tertawa dan prihatin dengan perubahan wajahnya yang mendadak kaku, saya bertanya lagi,"Ada tidak hasilnya? Bermanfaat tidak?"
Saya menggeleng kepala, ketika dia memaparkan mimpinya yang suatu saat ingin menjadi manajer di sebuah perusahaan dan memiliki uang banyak dengan dimulai mencari kerja setelah lulus nanti. Saya hanya tersenyum pahit ketika menyadari orang boleh bermimpi, dengan berusaha keras. Yang membuat hati saya gundah adalah mencari kerja sesuai impian apakah semudah yang dibayangkan? Apalagi di saat banyaka manusia Indonesia yang menjerit kebingungan mencari cara mendapatkan penghasilan untuk hidup sewajarnya.

Cara Berpikir

Sebenarnya cara berpikir akan tujuan kuliah pada masa siswa berusia awal produktivitas, haruslah ditekankan dengan diberikan gambaran arti masa depan pada saat mereka sudah mulai memasuki jenjang akhir sekolah menengah, agar mereka tidak menjadi manusia yang hanya ikut-ikutan atau sekadar latah ingin kuliah karena gengsi akan sebuah "prestise".
Pembenahan cara berpikir, tamat sekolah SMA/SMK tidak selalu diharuskan kuliah, tetapi lebih ditanamkan kepada mereka bahwa kuliah itu untuk menggali potensi diri dari apa yang menjadi keinginan dan bakat diri, dan untuk menunjang kualitas cara berpikir dan berusaha di bidang yang ingin digelutinya dalam mencapai masa depan, bukan sekadar untuk mencari kerja. Karena kenyataannya begitu banyak pola pikir anak muda yang belum bisa dihilangkan adalah kuliah karena ingin mendapatkan selembar kertas sertifikat untuk mencari kerja. Hasilnya? Bukan jumlah puluhan manusia muda yang menjadi penganggur, bahkan jumlah pengangguran kini telah mencapai angka jutaan di atas sewajarnya setiap tahunnya.
Sangat disayangkan uang berhamburan tak jelas seperti itu. Bila saja uang itu digunakan untuk menjadi modal untuk berusaha, pastilah akan terlihat hasilnya. Dengan modal yang tak harus besar, dengan menyesuaikan target sasaran, penghitungan yang cermat, dan banyak belajar dari para pengusaha sukses dalam berusaha, dan terutama hemat dalam pengeluaran operasional , saya yakin, modal itu tak akan terbuang percuma.

Menjalankan Usaha

Dalam menjalankan usaha, setiap orang pastilah tidak selalu lancar dan menguntungkan. Kadang harus turun tebing, baru merangkak naik kembali, kembali terjatuh, tersandung, terpeleset, dan harus sengsara dulu. Dengan jalan seperti itulah, puncak dari petualangan berusaha akan dicapai, salah satunya mendapatkan kebahagiaan itu. Dan yang jelas, justru hal seperti inilah yang dapat mempercerdas daya pemikiran kita, karena otak kita terus dilatih oleh keadaan yang membuat kita mampu bersaing dan mengelola hidup ini, dari pada hanya sekadar menjadi pekerja yang duduk di balik meja dan tak memiliki daya kembang pemikiran untuk sesuatu yang lebih berarti.
Dan yang terpenting untuk menjadi pengusaha adalah seseorang yang dapat memberi manfaat bagi orang lain, bisa membantu orang lain, bisa menolong orang lain. Bukan malah menjadi pengemis berdasi menginginkan akan sebuah pekerjaan di sebuah perusahaan dengan stagnasi karir yang paling hanya mendapatkan penghasilan seperempat dari pada seorang pengusaha.
Saya jadi teringat pada pakaian yang saya kenakan saat itu, sangatlah elegan. Di sebuah bank, saya mengantre, karena ingin menyetor sisa uang gaji saya untuk ditabung yang tak sampai setengah juta, di depan saya berdiri seorang laki-laki tua yang berpakaian sangat sederhana, dan saya kenal orang itu. Bapak penjual baso kegemaran saya di pasar. Beliau menyetor uang dari hasil dagang seharinya dengan jumlah lima kali lipat dari sisa gaji hasil keringat saya yang terperas selama sebulan. Saya hanya tertawa dalam hati. Menertawakan diri saya sendiri. Karena sama-sama manusia, tapi ternyata saya kalah gesit dan giat daripada bapak tua itu. Saya berpikiran: buat apa tampang saya "jenderal", kalau saya berdompet "kopral". Mending saya bertampang "kopral" tapi saya berdompet "jenderal". Saya tertegun, pastinya saya bisa bantu orang lain lebih banyak, kalau saya memiliki penghasilan yang banyak juga, iya kan?

Modal Sedengkul

Sejak itulah akhirnya dengan modal cuma sedengkul, saya beranikan diri untuk membuka usaha. Usaha yang sesuai dengan bakat saya. Dan alhamdulillah, kini saya memiliki dua kantong yang bisa saya gunakan untuk tak hanya sekadar memenuhi kebutuhan sendiri, akan tetapi juga sekaligus mengamalkan hasil pendapatan saya untuk membantu orang lain.
Tak hanya sebagai seorang pegawai yang selama ini terbiasa menerima gaji, kini sering kali saya diliputi perasaan haru dan bahagia ketika bisa memberi gaji kepada orang lain dengan uang dari hasil usaha yang kita rintis.
Padahal, selama ini kita sering memberi gaji atau upah kepada pembantu dengan uang kita sendiri, uang dari gaji kita sendiri. Namun beda sekali rasanya menggaji karyawan dengan uang hasil usaha dari usaha kita sendiri. Yang pertama ada perasaan mengurangi uang dari kantong kita, sedangkan yang kedua mampu menghadirkan rasa bahwa jerih payah kita membuka usaha bisa bermanfaat, bisa menjadi jalan untuk menolong orang lain dan membahagiakan orang lain, yaitu karyawan kita.
Tidak bisa dipungkiri, dengan berbisnis kita mengharapkan mendapatkan keuntungn yang cukup dan bisa menutupi biaya-biaya yang timbul. Untuk itu, kita perlu menetapkan target harian, mingguan dan bulanan. Saat-saat bisa mencapai omset yang ditargetkan dan melampauinya, bisa menjadi momen yang menggembirakan dan memuaskan. Pada saat saya menjalani bisnis, saya paling senang mendapatkan cash-in setiap harinya, sangat berbeda dengan menjadi pegawai yang mendapatkan cash-in setiap bulannya.
Bukankah Tuhan telah berseru kepada manusia untuk terus berusaha? Bukankah kita telah diberikan akal untuk diolah menjadi pemikiran yang kreatif? Kata-kata yang selalu terngiang ditelinga saya adalah telah diciptakan oleh-Nya 10 pintu rejeki. Sembilan di antaranya adalah bagi para pedagang/pengusaha, dan hanya satu untuk si pekerja. Indah bukan?***

*)Nelia Fariani, praktisi pendidikan dan usahawati.

http://kabar-cirebon.com/kabarcirebon/berita-333-nikmatnya-memiliki-usaha-sendiri.html

Sabtu, 09 April 2011

lagu Astrid - Sampai Kapan

Astrid - Sampai Kapan

tolong dengarkan ada yang ingin aku tanyakan
buka matamu dengar dan lihatlah diriku
agar ku tahu dan tak pernah menduga-duga
yang kan terjadi dan yang takkan pernah terjadi
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
sampai kapan kau inginkan aku ada
di sampingmu temani dirimu

tatap mataku sedalam-dalam yang kau mau
ini saatnya jawablah sejujur-jujurnya
jangan menghindar bilang masih inginkan aku
akan ku lihat kebenaran perasaanmu

reff:
sampai kapan kau inginkan aku ada
di sampingmu temani dirimu
sampai kapan kau buatku bahagia
dan tak pernah sakiti diriku

sekarang atau tidak sama sekali
berilah jawaban untukku
sampai kapan, sampai kapan

repeat reff

http://liriklaguindonesia.net/a/astrid/astrid-sampai-kapan/

Lirik Lagu Marcell Takkan Terganti

Lirik Lagu Marcell Takkan Terganti

telah lama sendiri
dalam langkah sepi
tak pernah ku kira
bahwa akhirnya
tiada dirimu di sisiku
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
reff:
meski waktu datang dan berlalu
sampai kau tiada bertahan
semua takkan mampu mengubahku
hanyalah kau yang ada di relungku

hanyalah dirimu
mampu membuatku jatuh dan mencinta
kau bukan hanya sekedar indah
kau tak akan terganti

tak pernah ku duga
bahwa akhirnya
tergugat janjimu dan janjiku

repeat reff [2x]

http://liriklaguindonesia.net/m/marcell/marcell-takkan-terganti/

LIRIK LAGU SMASH SENYUM DAN SEMANGGAT

SMASH - SENYUM DAN SEMANGGAT

Sempat merasa sedih
Karna sering dibuli
Pernah jadinya malu
Karna dicibir muluBukannya ku tak mengelak
Kata-kata yang kasar
Bukannya ku tak peduli
Semua caci dan makiSenyuman ku tak akan
Pernah luntur lagi
Singing all day long
Semangat ku tak akan
Pernah patah lagi
Dancing all night long
Dancing all night long

Tak ada lagi pedih
Ada kamu di hati
Hidup cuma sekali
Marilah kita happy

Awalnya ku tak menganggap
Kata tersenyum darimu
Akhirnya ku bahagia
Menari kita bersama

Senyuman ku tak akan
Pernah luntur lagi
Singing all day long
(Singing all day long)
Semangat ku tak akan
Pernah patah lagi
Dancing all night long
Dancing all night long
Dancing all night long
Dancing all night long
Dancing all night long

Tak peduli ku dibuli
Omongan lu gue beli

Cacian lu gue cuci
Dengan senyuman prestasi

Tak pernah ku malu
Karna cibiranmu
Ku jadikan motivasi untuk maju
No more mellow say no to galau
No more to say no to hear

Let’s dance together all night long
Let’s dance together all night long
Let’s dance together all night long
Let’s dance together all night long

Senyuman ku tak akan
Pernah luntur lagi
Singing all day long
Semangat ku tak akan
Pernah patah lagi
Dancing all night long

Senyuman ku tak akan
Pernah luntur lagi
Singing all day long
Semangat ku tak akan
Pernah patah lagi
Coz you bless me up

http://www.iklandenpasar.net/lirik-lagu-smash-senyum-dan-semangat.html

LIRIK LAGU SMASH SENYUM DAN SEMANGGAT

SMASH - SENYUM DAN SEMANGGAT

Sempat merasa sedih
Karna sering dibuli
Pernah jadinya malu
Karna dicibir muluBukannya ku tak mengelak
Kata-kata yang kasar
Bukannya ku tak peduli
Semua caci dan makiSenyuman ku tak akan
Pernah luntur lagi
Singing all day long
Semangat ku tak akan
Pernah patah lagi
Dancing all night long
Dancing all night long

Tak ada lagi pedih
Ada kamu di hati
Hidup cuma sekali
Marilah kita happy

Awalnya ku tak menganggap
Kata tersenyum darimu
Akhirnya ku bahagia
Menari kita bersama

Senyuman ku tak akan
Pernah luntur lagi
Singing all day long
(Singing all day long)
Semangat ku tak akan
Pernah patah lagi
Dancing all night long
Dancing all night long
Dancing all night long
Dancing all night long
Dancing all night long

Tak peduli ku dibuli
Omongan lu gue beli

Cacian lu gue cuci
Dengan senyuman prestasi

Tak pernah ku malu
Karna cibiranmu
Ku jadikan motivasi untuk maju
No more mellow say no to galau
No more to say no to hear

Let’s dance together all night long
Let’s dance together all night long
Let’s dance together all night long
Let’s dance together all night long

Senyuman ku tak akan
Pernah luntur lagi
Singing all day long
Semangat ku tak akan
Pernah patah lagi
Dancing all night long

Senyuman ku tak akan
Pernah luntur lagi
Singing all day long
Semangat ku tak akan
Pernah patah lagi
Coz you bless me up

LIRIK LAGU SMASH - I HEART YOU

I heart you - oleh: SmasH
kenapa hatiku cenat-cenut tiap ada kamu
selalu peluh pun menetes setiap dekat kamu
kenapa salah tingkah tiap kau tatap aku
selalu diriku malu tiap kau puji aku

kenapa lidahku kelu tiap kau panggil aku
selalu merinding romaku tiap kau sentuh aku
mengapa otakku beku tiap memikirkanmu
selalu tubuhku lunglai tiap kau bisikkan cinta

you know me so well (you know me so well)
girl i need you (girl i need you)
girl i love you (girl i love you)
girl i heart you
i know you so well (i know you so well)
girl i need you (girl i need you)
girl i love you (girl i love you)
girl i heart you

tahukah kamu saat kita pertama jumpa
hatiku berkata padamu ada yang berbeda
tahukah sejak kita sering jalan bersama
tiap jam menit detikku hanya ingin berdua

tahukah kamu ku takkan pernah lupa
saat kau bilang kau punya rasa yang sama
ku tak menyangka aku bahagia ingin ku peluk dunia
kau izinkan aku ’tuk dapat rasakan cinta

you know me so well
girl i need you (girl i need you)
girl i love you (girl i love you)
girl i heart you
i know you so well
girl i need you (girl i need you)
girl i love you (girl i love you)
girl i heart you

[rap]
hatiku rasakan cinta, dia buatku salah tingkah
i know you so well, you know me so well
you heart me girl, i heart you back
i miss you, i love you, ah ah ah
i need you, i love you, i heart you baby
i need you, i love you, i heart you baby

baby, you know me so well (you know me so well)
girl i need you (girl i need you)
girl i love you (girl i love you)
girl i heart you
i know you so well (i know you so well)
girl i need you (oh i need you)
girl i love you (oh i love you)

tak ada yang bisa memisahkan cinta
waktu pun takkan tega
kau dan aku bersama selamanya
==

http://kisaranku.blogspot.com/2010/11/lirik-lagu-smash-i-heart-you.html

LIRIK LAGU AFGAN - BAWALAH CINTA KU

Afgan – Bawalah Cintaku

[*]
Sumpah tak ada lagi
Kesempatan untuk ku
Bisa bersamamu
Kini ku tau
Bagaimana cara ku
Untuk dapat trus denganmu

Reff:
Bawalah pergi cintaku
Pada ke mana pun kau mau
Jadikan temanmu
Temanmu paling kau cinta
Di sini ku pun begitu
Trus cintaimu di hidupku
Di dalam hatiku
Sampai waktu yang pertemukan
Kita nanti

Back to [*], Reff

Kembali ke Reff

http://liriklagu-liriklagu.blogspot.com/2010/04/lirik-lagu-afgan-bawalah-cintaku.html

Legenda Kita Asal Usul Kota Banyuwangi

Asal Usul Kota Banyuwangi

September 3, 2008 pada 11:32 am (Cerita Rakyat)

Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya.

“Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.

“Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.

Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa.

Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraaduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “Ha! Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Nah, sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya.

Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan.

“Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda! Adinda diminati bantuan, tetapi Adinda tolah!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda ! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.

Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat.

Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

Sumber: e-smartschool.com yang diambil dari elexmedia
http://legendakita.wordpress.com/2008/09/03/asal-usul-kota-banyuwangi/

Legenda Kita

Cindelaras

September 3, 2008 pada 11:34 am (Cerita Rakyat)

Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu yang buruk kepada permaisuri. “Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Aku harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri,” pikirnya.

Selir baginda, berkomplot dengan seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit parah. Tabib istana segera dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. “Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri,” kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patihnya untuk membuang permaisuri ke hutan.

Sang patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuhnya. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. “Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh,” kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja menganggung puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri.

Setelah beberapa bulan berada di hutan, lahirlah anak sang permaisuri. Bayi itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur. “Hmm, rajawali itu baik sekali. Ia sengaja memberikan telur itu kepadaku.” Setelah 3 minggu, telur itu menetas. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan kuat. Tapi ada satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu sungguh menakjubkan! “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…”

Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya dan segera memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam. “Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku,” tantangnya. “Baiklah,” jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak terkalahkan. Ayamnya benar-benar tangguh.

Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden Putra pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras. “Hamba menghadap paduka,” kata Cindelaras dengan santun. “Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata,” pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. “Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?” Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi. “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…,” ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. “Benarkah itu?” Tanya baginda keheranan. “Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda.”

Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. “Aku telah melakukan kesalahan,” kata Baginda Raden Putra. “Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku,” lanjut Baginda dengan murka. Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.

Sumber: www.e-smartschool.com

http://legendakita.wordpress.com/2008/09/03/cindelaras/

Memulai Bisnis baju distro

Dalam bisnis selalu diawali dgn proposal. Begitu juga bisnis pakaian dan asesoris ala anak muda, proposal bisnis baju distro perlu dibuat. Jika Anda mengawali bisnis tanpa sebuah proposal terencana, hasilnya pasti akan berantakan dan mengecewakan. Maka dari itu proposal bisnis baju distro harus disiapkan bagi Anda yg ingin menekuni bisnis ini.
Dalam dunia usaha, proposal ini memang banyak ragam bentuknya. Berikut penjelasan cara membuat bisnis baju distro yg bagus dan mulai membuat proposal bisnis baju distro.
Berikut ini contoh proposal bisnis Baju Distro yg harus mencakup beberapa bagian penting. Diantaranya:
1. Profil Distro
Profil ini mencakup nama distro. Usahakan yg gaul dan mencerminkan gaya anak muda. Anda bisa melakukan survei atau membaca referensi tentang istilah-istilah anak muda. Usahakan juga istilah atau nama yg singkat saja. Nama ini yg nantinya akan menjadi merek dagang distro Anda.
2. Lokasi
Dalam proposal bisnis baju distro usahakan tempat yg nantinya sebagai toko atau gerai distro berada di lokasi strategis. Usahakan dekat jalan dan dirancang juga nantinya bisa sebagai tempat nongkrong anak-anak muda juga. Jadi, mereka diharapkan juga memakai atau kelak akan membeli produk dalam distro Anda.
3. SDM Pengelola
Cantumkan siapa pengelola bisnis tersebut dalam proposal bisnis baju distro Anda. Usahakan disertai dgn diskripsi atau cerita pengalaman-pengalaman personil yg nantinya akan mengelola bisnis baju distro tersebut. Dgn pengalaman tersebut nantinya investor akan bisa lebih diyakinkan karena bisnis ini nantinya akan dijalankan oleh orang yg tepat, bukan orang yg baru belajar dalam bisnis baju distro.
4. Strategi pemasaran
Dalam bagian strategi pemasaran ini, cantumkan beberapa alternatif strategi pemasaran sehingga penjualan bisa melonjak atau minimal sesuai dgn standar yg ditetapkan. Anda bisa merancang strategi pemasaran, misalnya melalui brosur cetak, membuat media online seperti blog atau situs. Atau bisa jadi Anda merancang acara-acara utk menarik minat anak-anak muda datang pada gerai distro Anda dgn harapan membeli produk setelahnya.
5. Perhitungan rugi laba
Utk seorang investor, inilah poin yg paling penting. Hitung dan rencanakan perhitungan rugi laba bisnis baju distro Anda. Bukan pertahun tapi perbulan. Usahakan agar dalam perhitungan tersebut ada volume peningkatan penjualan dari bulan ke bulan. Utk perhitungan rugi laba, misalnya nanti keuntungan 60% utk investor dan 40 % utk pengelola, atau dgn model masing-masing akan mendapkan hasil yg rata 50%.
Demikian penjabaran proposal bisnis baju distro khusus kami ketengahkan utk Anda. Semoga bermanfaat. Sukses utk bisnis Anda.
sumber: www.anneahira.com
Temukan semuanya tentang iklan gratis, Pasang Iklan, usaha, Iklan Baris

http://chantika.com/memulai-bisnis-baju-distro/

USAHA DISTRO BAJU

USAHA DISTRO BAJU



1. Nama Usaha
Usaha yang akan dikembangkan diberi nama Disto 88 dengan badan usaha berbentukCV yang
didaftarkan ke notaris sehingga memiliki badan hukum yang tetap.

2. Rencana Lokasi
Rencana lokasi operasional usaha akan ditempatkan didaerah yang memeuhi syarat sebagai berikut :
Lokasi dekat dengan kawasan pusat perbelanjaan
Lokasi berada ditengah kawasan penduduk.
Lokasi yang kami prioritaskan adalah di daerah Kebon Kalapa, dengan pertimbangan :
Disana pusat distro lokal yang ada dibandung.
Lokasi berada dikeramain.
Lokasi merupakan kawasan tempat nongkrong anak muda.

3. Target Pelanggan
Target pelanggan Distro ini adalah : anak muda atau abg yang sedang terpengaruh oleh fashion-
fashion yang uptodate. Mereka adalah pengguna baju-baju distro yang memiliki ciri khas tertentu.

4. Jenis Usaha
Jenis usaha yang direncanakan adalah menjual baju-baju distro yang diambil dari tempat
pembuatan baju distro yang terdapat didaerah suci bandung.
Target kami adalah setiap bulan menambah cabang distro didaerah - daerah, walau tidak menutup
kemungkinan pada bulan yang sama ddirikan bebapa cabang distro sekaligus.

5. Keunggulan Kami
Keunggulan dari Distro kami adalah :

Menggunakan Bahan kaos cotton combed 20’s dan 30’s yang berkualitas

Hasil sablon sangat rapi dan tidak mudah luntur walau beberapa kali cuci.

Design kaos sangat uptodate sesuai dengan tema-tema yang sedang terjadi pada saat itu

6. Modal dan Keuntungan
Modal yang kami butuhkan untuk medirikan distro ini plus biaya operasioanl selama 1
bulan pertama adalah Rp 30.000.000,- dengan perkiraan laba bersih minimal Rp 5.000.000,- per
bulannya.

7. Bagi Hasil
Persentase bagi hasil yang kami tawarkan adalah 30% untuk pemodal dan 70% untuk
pengelola, dengan demikian pemodal diperkirakan akan mendapatkan keuntungan sedikitnya Rp
1.500.000,- perbulan.

8. Biaya Penyusutan
Pada prinsipnya jumlah aset pemodal adalah sama baik pada saat pendirian usaha
maupun pada tahun ke 1, ke2 , dst, Karena kami menganggarkan biaya penyususutan sebesar
2,5% perbulan dari semua aset milik pemodal, dana penyusutan ini tetap menjadi milik pemodal
sehingga total aset pemodal tetap walaupun nilai barang menjadi susut atau rusak.

9. Strategi Promosi
Strategi yang akan kami jalankan pada perusahaan ini antara lain :

Membuat pamphlet-pamflet berisi produk – produk baru yang akan ditempel tiap
bulannya.

Melakukan iklan-iklan di dunia internet baik melalui situs jejaring sosial maupun forum.


CONTOH – CONTOH BAJU



Jaket Cowok
(DDN 525)

[JAKET] Item #: 6405 Produk ini ditambahkan ke katalog pada Tuesday 05 April, 2011. Price: Rp.100.000

ITEM DESCRIPTION Kode : DDN 525
Type : Jaket cowok -- Bahan :Despo -- Warna :Sesuai gambar-- Ukuran : L-XL
Ukuran Cowok :
- Ukuran L = Panjang = 69 ; Lebar = 56 Panjang Lengan = 63
- Ukuran XL =Panjang = 72 ; Lebar = 58 : panjang Lengan = 64



Kaos Cowo
(ISL 815)

[KAOS] Item #: 6412 Produk ini ditambahkan ke katalog pada Wednesday 06 April, 2011. Price: Rp.85.000
ITEM DESCRIPTION Kode : ISL 815
Type : Kaos Cowo -- Bahan : katun kombed -- Warna :Sesuai gambar--Ukuran :Allsize Ukuran Kaos Cowok :

- Ukuran M = Panjang : 68 Lebar : 48
- Ukuran L = Panjang : 72 Lebar : 52


Kaos Cowo
(FZI 994)

[kaos] Item #: 6398 Produk ini ditambahkan ke katalog pada Friday 01 April, 2011. Price: Rp.90.000

ITEM DESCRIPTION Kode : FZI 994
Type : Kaos Cowo -- Bahan : Lakos -- Warna :Sesuai gambar--Ukuran :Allsize Ukuran Kaos Cowok :


- Ukuran M = Panjang : 68 Lebar : 48
- Ukuran L = Panjang : 72 Lebar : 52


Kemeja Cowo
(ISC 043)

[KEMEJA] Item #: 6049 Produk ini ditambahkan ke katalog pada Friday 18 February, 2011. Price: Rp.100.000

ITEM DESCRIPTION Kode : ISC 043
Type : Kemeja Cowo -- Bahan : Akrilik-- Warna :Sesuai gambar--Ukuran : M, L

Ukuran Kemeja Cowok :
- Ukuran M = Panjang : 68. Lebar : 48
- Ukuran L = Panjang : 72. Lebar : 52



Kemeja Cowo
(ISC 042)

[KEMEJA] Item #: 6048 Produk ini ditambahkan ke katalog pada Friday 18 February, 2011. Price: Rp.110.000

ITEM DESCRIPTION Kode : ISC 042
Type : Kemeja Cowo -- Bahan : Akrilik-- Warna :Sesuai gambar--Ukuran : M, L

Ukuran Kemeja Cowok :
- Ukuran M = Panjang : 68. Lebar : 48. Panjang Lengan = 61
- Ukuran L = Panjang : 72. Lebar : 52. Panjang Lengan = 63



Sumber : http://www.scribd.com/doc/40944780/PROPOSAL-Usaha-Distro

Sumber : http://www.fashionbandung.com/

Minggu, 03 April 2011

Dampak Krisis Kapitalisme Amerika Terhadap Perekonomian Indonesia

Dampak Krisis Kapitalisme Amerika Terhadap Perekonomian Indonesia
Filed Under : Jurnal Nasional by Akbar Ariansyah
Dec.20,2010

Kesepakatan diam-diam untuk menyebut krisis keuangan yang terjadi belakangan ini sebagai krisis keuangan global tampaknya merupakan gejala yang sangat umum di seluruh dunia. Sepintas lalu, penyebutan seperti itu mungkin tampak biasa-biasa saja. Namun bila dipikirkan secara mendalam, tidak akan terlalu sulit untuk dibuktikan bahwa penyebutan seperti itu tidak hanya cenderung mengaburkan, tetapi juga dapat menimbulkan implikasi yang sangat serius terhadap sikap dan cara-cara yang akan kita tempuh dalam menanggulangi dampaknya.

Saya kira semua pihak mengetahui bahwa krisis keuangan yang terjadi belakangan ini bermula di Amerika. Dengan latar belakang seperti itu, alih-alih menyebutnya sebagai krisis keuangan global, jauh lebih tepat bila ia disebut sebagai krisis keuangan Amerika. Bahwa dampak krisis keuangan yang bermula di Amerika itu cenderung menyebar ke seluruh penjuru dunia, hal itu hanya mengungkapkan betapa sangat dominannya peranan Amerika dalam tata perekonomian dan keuangan global.

Namun bagi saya, penyebutan krisis keuangan yang bermula di Amerika itu sebagai krisis keuangan Amerika saja jauh dari cukup. Saya kira kita semua mengetahui bahwa selain memiliki peranan yang sangat dominan dalam tata perekonomian dan keuangan global, Amerika juga memiliki kedudukan yang sangat terhormat sebagai pusat kapitalisme internasional. Sebab itu, bagi saya, krisis keuangan yang terjadi belakangan ini paling tepat bila disebut sebagai krisis kapitalisme Amerika.

Penyebutan krisis keuangan yang terjadi belakangan ini sebagai krisis kapitalisme Amerika terutama memiliki makna yang sangat penting dalam tiga hal sebagai berikut :

* Pertama, dengan memberi sebutan seperti itu, saya berharap kita dapat dengan cepat menyadari bahwa Amerika dan perekonomian Amerika bukanlah segala-galanya. Sama seperti perekonomian negara-negara lain, perekonomian Amerika juga dapat mengalami krisis. Bahkan, sama seperti imperium-imperium kuno yang hilang ditelan sejarah, Amerika pun sesungguhnya tidak memiliki hak istimewa untuk terhindar dari nasib serupa.
* Kedua, dengan menyebutnya sebagai krisis kapitalisme Amerika, saya juga berharap agar kita segera menyadari bahwa sistem perekonomian kapitalis bukanlah sistem perekonomian yang sempurna. Dengan mengatakan hal itu saya tidak hanya bermaksud untuk mengatakan bahwa mekanisme pasar tidak hanya tidak dapat mengatur dirinya sendiri. Lebih dari itu, kelemahan sistem perekonomian kapitalis ternyata tidak hanya terletak pada ketidakadilan dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya, tetapi juga pada sifat destruktifnya ketika ia terjerumus ke dalam krisis.
* Ketiga, dengan menyebutnya sebagai krisis kapitalisme Amerika, saya berharap kita segera memperoleh inspirasi untuk memikirkan berbagai sistem perekonomian alternatif yang tidak hanya lebih tepat bagi negara kita masing-masing, tetapi secara global juga jauh lebih berkeadilan, lebih ramah lingkungan, dan lebih menjamin terjaganya kesinambungan peradaban umat manusia. Krisis kapitalisme Amerika harus menjadi sumber inspirasi bagi kita untuk meyakini bahwa dunia yang tidak kapitalis tidak hanya mungkin, tetapi juga jauh lebih baik daripada sebuah dunia yang berada di bawah hegemoni kapitalisme Amerika seperti saat ini.

Dengan memulai makalah ini dengan sebuah pengantar yang sangat umum seperti itu, saya sama sekali tidak bermaksud untuk melupakan masalah utama yang harus saya bahas di sini. Sesuai dengan judul di muka, bahasan utama makalah ini adalah mengenai dampak krisis kapitalisme Amerika terhadap perekonomian Indonesia. Tujuan saya memulai makalah ini dengan sebuah pengantar yang sangat umum seperti itu adalah untuk menghindarkan kita dari perangkap penjelasan yang hanya bersifat kuantitatif dan teknis. Dengan kata lain, dalam menyikapi krisis yang terjadi belakangan ini, selain perlu memahami dampak kuantitatif dan teknisnya, kita juga perlu memahami dampak politis dan bahkan dampak ideologisnya.

Sebab itu, sebelum membahas dampak krisis kapitalisme Amerika terhadap perekonomian Indonesia, izinkan saya memaparkan secara singkat latar belakang sejarah dan corak struktur perekonomian Indonesia. Pemaparan mengenai latar belakang sejarah dan corak struktur perekonomian Indonesia ini sangat penting untuk memahami pola hubungan antara perekonomian Indonesia dengan perekonomian Amerika. Sebagaimana diketahui, dampak krisis kapitalisme Amerika terhadap berbagai negara di dunia cenderung berbeda-beda. Salah satu variabel yang menyebabkan timbulnya perbedaan itu adalah sifat khusus hubungan perekonomian negara yang bersangkutan dengan kapitalisme Amerika.

Neokolonialisasi Indonesia

Latar belakang sejarah dan corak struktur perekonomian Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sejarah kolonialisme yang dialami negeri ini. Sebagaimana diketahui, terhitung sejak awal abad ke 17, bangsa Indonesia secara berturut-turut dijajah oleh serikat dagang Belanda yang bernama VOC, oleh Kerajaan Belanda, oleh Kerajaan Inggris, dan oleh pemerintah pendudukan Jepang.

Dampak yang sangat serius dari penajajahan yang berlangsung selama tiga setengah abad itu adalah pada terbentuknya struktur perekonomian yang bercorak kolonial di Indonesia. Presiden pertama Indonesia Ahmad Soekarno, yang menyoroti sisi internasional fenomena tersebut, mengemukakan tiga hal berikut sebagai ciri utama struktur perekonomian Indonesia yang bercorak kolonial itu. Pertama, perekonomian Indonesia hanya diposisikan sebagai produsen komoditas-komoditas primer untuk diekspor ke pusat-pusat kapitalisme internasional Kedua, perekonomian Indonesia hanya diposisikan sebagai pasar barang-barang jadi yang diproduksi di pusat-pusat kapitalisme di dunia. Dan ketiga, perekonomian Indonesia cenderung menjadi tujuan tempat memutar kelebihan kapital yang terdapat di pusat-pusat kapitalisme internasional itu.

Sedangkan wakil presiden pertama Indonesia Mohammad Hatta, lebih memusatkan perhatiannya terhadap sisi domestik dari struktur perekonomian Indonesia yang bercorak kolonial tersebut. Menurut beliau, salah satu ciri dari struktur perekonomian Indonesia yang bercorak kolonial itu adalah pada terbaginya masyarakat Indonesia menjadi tiga strata sebagai berikut. Lapisan paling atas, yang memiliki akses paling besar terhadap sumberdaya alam Indonesia, diisi oleh warga Eropa. Lapisan tengah, yang menguasai sektor perdagangan barang dan jasa, ditempati oleh warga Timur Asing. Sedangkan lapisan bawah diisi oleh mayoritas penduduk asli Indonesia yang dikenal sebagai kaum pribumi.

Dengan memahami latar belakang sejarah dan corak struktur perekonomian Indonesia itu maka perlu saya garis bawahi bahwa tujuan perjuangan kemerdekaan Indonesia sejak semula tidak terbatas hanya pada upaya untuk merebut kedaulatan politik. Setidak-tidaknya, kedaulatan politik bukanlah tujuan utama. Tujuan utama perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah untuk mengoreksi struktur ekonomi kolonial yang diwarisinya dari para penjajah. Secara tegas, sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar Republik Indonesia, tujuan pendirian negara Republik Indonesia adalah: Pertama, untuk melindungi segenap tumpah darah dan seluruh tanah air Indonesia. Kedua, untuk memajukan kesejahteran umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan ketiga, untuk dapat turut serta dalam menciptakan perdamaian dunia.

Dalam rangka mencapai ketiga tujuan tersebut, maka dalam bidang ekonomi para pendiri bangsa Indonesia menggariskan perlunya upaya sistemik untuk mewujudkan demokrasi ekonomi di Indonesia. Sebagaimana diuraikan secara terinci dalam Pasal 33 UUD 1945, upaya sistemik untuk mewujudkan demokrasi ekonomi itu harus dilakukan berdasarkan tiga pedoman sebagai berikut. Pertama, perekonomian Indonesia harus disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Kedua, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Dan ketiga, bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pertanyaannya, bagaimanakah reaksi pihak kolonial, khususnya Belanda dan Inggris terhadap perjuangan dan cita-cita kemerdekaan Indonesia tersebut? Jawabannya sangat jelas, mereka tidak hanya tidak dapat menerimanya tetapi berusaha sekuat tenaga untuk segera mengakhirinya. Bahkan, setelah bangsa Indonesia secara resmi memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, pemerintah Belanda (dan Inggris) tanpa ragu-ragu mengirim kembali angkatan bersenjata mereka ke Indonesia. Akibatnya, setelah melalui dua rangkaian peperangan yang dikenal sebagai peristiwa Agresi I (1947) dan Agresi II (1948), bangsa Indonesia dipaksa oleh pemerintah Belanda untuk kembali berunding mengenai masa depan Indonesia dalam sebuah konferensi internasional yang dikenal sebagai Konferensi Meja Bundar.

Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar yang berlangsung di De Hague, Belanda, yang berakhir pada tanggal 12 Desember 1949 itu, bangsa Indonesia akhirnya memang berhasil memperoleh pengakuan kedaulatannya dari Perserikatan Bangsa Bangsa. Persoalannya, sebagaimana berlangsung secara luas di Indonesia, ternyata tidak banyak warga masyarakat, termasuk yang telah berusia lanjut, yang mengetahui bahwa pengakuan kedaulatan yang diperoleh Indonesia dari Konferensi Meja Bundar bukanlah sebuah pengakuan kedaulatan yang bersifat cuma-cuma.

Sebagaimana tercantum dalam dokumen rekaman sidang konferensi tersebut, sekurang-kurangnya ada dua syarat ekonomi yang harus dibayar Indonesia untuk memperoleh pengakuan kedaulatan itu. Pertama, Indonesia harus bersedia mewarisi 4,3 milyar gulden utang dalam dan luar negeri pemerintah Hindia Belanda. Kedua, bangsa Indonesia harus bersedia menyelenggarakan perekonomiannnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan Dana Moneter Internasional (IMF), bahkan sebelum Indonesia secara resmi menjadi anggota lembaga tersebut.

Mencermati kedua syarat ekonomi itu, dapat disaksikan betapa pemerintah Belanda sejak semula telah berusaha menjerumuskan Indonesia ke dalam sebuah perangkap yang saya sebut sebagai perangkap neokolonialisme. Artinya, sesuai dengan bunyi kedua persyaratan tersebut, sebelum membuat utang sendiri, bangsa Indonesia sudah memiliki utang dalam jumlah cukup besar. Selanjutnya, sebelum secara resmi menjadi anggota IMF, Indonesia sudah terikat oleh semua ketentuan yang diterbitklan oleh lembaga keuangan multilateral yang dikendalikan oleh Amerika Serikat itu.

Walau pun sampai dengan tahun 1956 pemerintah Indonesia berusaha mematuhi kedua persyaratan tersebut, namun sebagaimana terungkap dalam sejarah, secara ekonomi dan politik kedua persyaratan itu cenderung sangat menyulitkan Indonesia. Secara ekonomi, persyaratan itu sangat memberatkan sebab ia memaksa Indonesia untuk mengalokasi sumberdaya terbatas yang dimilikinya untuk keperluan yang sama sekali bertolak belakang dengan kepentingannya. Sedangkan secara politis, kedua persyaratan itu jelas merupakan kendala yang sangat serius bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang telah dicanangkannya.

Sebab itu, mudah dimengerti bila pada 1956, pemerintah Indonesia mengambil keputusan sepihak untuk membatalkan hasil-hasil KMB tersebut. Implikasinya, terhitung sejak 1956, bangsa Indonesia juga berhenti mengangsur utang-utang warisan Hindia Belanda. Keputusan sepihak itu tentu sangat mengecewakan pemerintah Belanda dan para sekutunya. Tetapi pemerintah Indonesia ketika itu tidak hanya berhenti sampai disitu. Terhitung sejak 1957, pemerintah Indonesia mulai secara berangsur-angsur melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan asing yang terdapat di Indonesia.

Tindakan nasionalisasi pertama, yang berlangsung sejak 1957 dialami oleh perusahaan-perusahaan Belanda. Peristiwa tersebut kemudian disusul oleh nasionalisasi tahap kedua, yang berlangsung pada tahun 1964, yang ditujukan terutama terhadap perusahaan-perusahaan Inggris dan Amerika. Puncaknya adalah pada terbitnya Undang-undang No. 16/1965 pada bulan Agustus 1965, yang secara tugas dan tuntas mengakhiri semua bentuk keterlibatan modal asing di Indonesia.

Reaksi Belanda, Inggris, dan terutama Amerika terhadap konfrontasi terbuka yang dilancarkan Soekarno itu sangat mudah diduga. Sebagaimana sudah menjadi pengetahuan umum, tepat pada tanggal 30 September 1965, atau persis sebulan setelah terbitnya UU No. 16/1965, meletuslah perisitiwa berdarah yang menandai dimulainya proses transisi kekuasan di Indonesia. Yang menarik, walau pun secara informal Soekarno mulai kehilangan kekuasaan sejak terbitnya Surat Perintah 11 Maret pada bulan Maret 1966, namun secara formal Soekarno masih terus menandatangani UU hingga Soeharto secara resmi mengambil alih kekuasan pada bulan Maret 1967.

Empat diantara beberapa UU yang ditandatangani Soekarno pada akhir masa kekuasaannya, yang secara jelas mengungkapkan keterlibatan asing, khususnya Amerika, dalam proses penggulingan Soekarno adalah sebagai berikut. Pertama, UU No. 7/1966 tentang kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda untuk menyelesaikan persoalan-persoalan keuangan yang belum terselesaikan antara keduanya. Kedua UU No. 8/1966 tentang pendaftaran Indonesia sebagai anggota Bank Pembangunan Asia (ADB). Ketiga, UU No. 9/1966 tentang pendaftaran kembali Indonesia sebagai anggota IMF dan Bank Dunia. Dan keempat, UU No. 1/1967 tentang Penamanan Modal Asing. Perlu diketahui, UU No. 7, 8, dan 9/1966 terbit pada tanggal yang sama yaitu 8 Nopember 1966. Sedangkan UU No. 1/1967 terbit pada tanggal 10 Januari 1967.

Dengan latar belakangan sejarah dan perjalanan ekonomi-politik sebagaimana saya papar tersebut, rasanya tidak terlalu berlebiham bila saya cenderung memahami peristiwa berdarah 30 September 1965 bukan sebagai konflik politik atau militer yang semata-mata bersifat domestik. Menyimak UU No. 16/1965 dan keempat UU terakhir yang ditanda tangani Soekarno tadi, serta disusul oleh berlangsungnya peran dominan sekelompok ekonom hasil didikan Amerika yang dikenal sebagai Mafia Berkeley sepanjang era pemerintah Soeharto, saya lebih suka memahami peristiwa berdarah yang menelan korban lebih dari satu juta jiwa itu sebagai peristiwa yang menandai berlangsungnya transisi dari era kolonialisme klasik ke era neokolonialisme di Indonesia. Bila dalam era kolonialisme klasik Indonesia secara berganti-ganti dijajah oleh VOC, pemerintah Belanda, pemerintah Inggris, dan pemerintah Jepang, maka dalam era neokolonialisme yang berlangsung sejak 1965 itu, Indonesia secara resmi terjerumus menjadi koloni Amerika.

Dampak Krisis Kapitalisme Amerika

Dengan memahami kedudukan Indonesia sebagai koloni Amerika, maka dampak krisis kapitalisme Amerika terhadap perekonomian Indonesia cenderung sangat berbeda dari yang dialami oleh negara-negara lain yang bukan merupakan koloni pusat kapitalisme internasional tersebut. Sehubungan dengan itu, untuk mendapatkan gambaran yang lebih terinci, saya akan membagi dampak krisis kapitalisme Amerika terhadap perekonomian Indonesia ini menjadi dua kategori besar sebagai berikut. Pertama, dampak langsung krisis kapitalisme Amerika terhadap kondisi riil perekonomian Indonesia. Kedua, dampak tidak langsung krisis kapitalisme Amerika terhadap dinamika politik perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.

Dampak langsung krisis kapitalisme Amerika terhadap kondisi riil perekonomian Indonesia dapat ditelusuri dari beberapa sisi. Selain dapat ditelusuri dengan mencermati perkembangan sektor moneter dan sektor riil, hal itu dapat pula ditelusuri dengan mencermati dampak turunannya terhadap volume cadangan devisa dan utang pemerintah, serta pada tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.

Secara moneter, dampak langsung krisis kapitalisme Amerika terhadap perekponomian Indonesia dapat dicermati pada berlangsungnya gejolak kurs rupiah dan indeks harga saham di lantai bursa. Sebagaimana berlangsung dalam tiga bulan terakhir 2008, kurs rupiah yang sampai dengan pertengahan September 2008 cenderung bertahan pada kisaran Rp 9.000 per satu dollar AS, secara berangsur-angsur merosot melampau Rp11.000 per satu dollar AS. Bahkan, pada awal November 2008, kurs rupiah sempat merosot tajam melampau Rp13.000 per satu dollar AS. Angka ini adalah angka terburuk sejak kemerosotan tajam kurs rupiah yang pernah menembus Rp16.000 per satu dollar AS pada saat terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 lalu.

Hal yang lebih kurang serupa dapat pula disaksikan dengan mencermati gejolak indeks harga saham. Pada akhir 2007, Indeks Harga Saham Indonesia (IHSG), setelah mengalami pertumbuhan fantastis sepanjang tahun itu, sempat meningkat mencapai level Rp2.745,83. Bahkan, pada 9 Januari 2008, IHSG sempat meningkat mencapai level tertinggi sebesar Rp2.830,26. Tetapi menyusul terjadinya krisis kapitalisme Amerika, dalam tahun 2008 IHSG merosot secara drastis menjadi Rp1.355,41. Artinya, secara akumulatif, dalam tahun kalender 2008 IHSG mengalami koreksi sebesar 50,64 persen.

Sementara itu, dampak langsung krisis kapitalisme Amerika terhadap sektor riil Indonesia tampak secara mencolok pada terjadinya kemerosotan tajam pada harga ekspor beberapa komoditas primer Indonesia. Harga minyak bumi, misalnya, yang pada Mei 2008 sempat menembus US $140 per barrel, belakangan merosot secara drastis menjadi sekitar US$35 per barrel. Sedangkan harga minyak sawit (Crude Palm Oil), yang hingga pertengahan Juli 2008 terus meningkat mencapai level tertinggi US$1.300 per ton, belakangan merosot cukup tajam menjadi hanya sekitar US$500 per ton. Gambaran yang lebih kurang serupa dapat disaksikan pada beberapa komoditas ekspor lainnya seperti kopi, karet, dan kakao.

Akumulasi dari dua sisi dampak langsung krisis kapitalisme Amerika itu antara lain bermuara pada terjadinya kemerosotan besar-besaran pada cadangan devisa serta meningkatnya rencana pemerintah untuk membuat utang luar negeri pada tahun anggaran 2009 yang akan datang. Hingga pertengahan September 2008, cadangan devisa Indonesia masih tercatat sebesar US$60 milyar. Ini adalah angka tertinggi yang pernah dicapai Indonesia. Tetapi belakangan, menyusul terjadinya gejolak rupiah dan merosotnya harga komoditas-komoditas ekspor Indonesia sebagaimana dipaparkan tadi, pada awal Nopember 2008 cadangan devisa Indonesia berkurang sebesar US$10 milyar menjadi sekitar US$50 milyar. Implikasinya, sebagai bagian dari upaya berjaga-jaga terhadap kemungkinan terburuk pada 2009 yang akan datang, belakangan pemerintah Indonesia mulai menyusun rencana untuk meningkatkan pembuatan utang luar negeri dari rencana semula sebesar Rp60 trilliun, menjadi sekitar Rp200 trilliun.

Muara yang tidak terhindarkan dari dampak langsung krisis kapitalisme Amerika itu adalah pada meningkatnya potensi pemutusan hubungan kerja di Indonesia. Hingga akhir 2008, tingkat PHK yang terjadi diperkirakan sudah mencapai sekitar 100.000 orang. Sedangkan untuk tahun 2009, menurut perkiraan sementara, tingkat PHK cenderung meningkat menjadi sekitar 500.000 hingga satu juta orang. Sektor industri yang rawan terhadap kemungkinan PHK ini, selain industri-industri yang secara langsung berkaitan komoditas primer berorientasi ekspor sebagaimana dipaparkan di atas, adalah industri tekstil, industri sepatu, dan industri kayu. Potensi PHK pada industri tekstil saja, misalnya, diperkirakan dapat mencapai kisaran 70.000 – 80.000 orang. Sedangkan potensi PHK pada industri sepatu, diperkirakan dapat sekitar 30.000 orang.

Terlepas dari dampak langsung tersebut, dampak krisis kapitalisme Amerika yang perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh adalah terhadap perkembangan politik perekonomian Indonesia dalam jangka panjang. Sebagai sebuah negara yang menjadi koloni Amerika selama 40 tahun terakhir, secara substansial sesungguhnya tidak ada hal yang benar-benar baru bagi Indonesia. Bahkan, bila diperhatikan perkembangan perekonomian Indonesia dalam dua abad terakhir, hal yang secara terus menerus dialami negeri ini, kecuali dalam era pemerintahan Soekarno, adalah berlangsungnya proses sistematis liberalisasi permanen di Indonesia.

Dalam era pemerintahan Soeharto, terutama dengan masuknya Masuk Berkeley sebagai penentu kebijakan ekonomi Indonesia, proses pembentukan sistem perekonomian kapitalis pasar bebas itu dapat disimak antara lain pada dioperasikannya UU Penanaman Modal Asing dan UU Penanaman Modal Dalam Negeri pada masa awal pemerintahan Soeharto, pada berlangsungnya deregulasi dan debirokratisasi perekonomian pada pertengahan 1980-an, dan pada keterlibatan aktif Indonesia dalam mendukung organisasi perdagangan dunia WTO. Implikasinya, sebagaimana tampak pada masa akhir pemerintahan Soeharto, hal itu tidak hanya bermuara pada berlangsungnya peningkatan besar-besaran peranan sektor swasta dalam perekonomian Indonesia, tetapi juga pada semakin meningkatnya peranan modal asing di Indonesia.

Percepatan luar biasa liberalisasi perekonomian Indonesia secara khusus berlangsung setelah Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1997/1998. Sebagaimana diketahui, salah satu peristiwa penting yang menyertai depresiasi rupiah dan kontraksi ekonomi sebesar –13 persen pada tahun 1998 itu adalah pada berlangsungnya penandatanganan nota kesepahaman antara pemerintah Indonesia dengan IMF. Sebagaimana dapat disimak pada berbagai butir nota kesepaham tersebut, dalam garis besarnya pemerintah Indonesia sepakat untuk menyelenggarakan agenda ekonomi neoliberal atau agenda Konsensus Washington secara penuh di Indonesia.

Sebagaiman dirumuskan oleh IMF dan Departemen Keuangan Amerika pada tahun 1989, pokok-pokok agenda ekonomi neoliberal atau agenda Konsensus Washington itu dalam garis besarnya adalah sebagai berikut. Pertama, pelaksanaan kebijakan uang ketat dan penghapusan subsidi bagi rakyat banyak. Kedua, pelaksanaan liberalisasi sektor keuangan. Ketiga, pelaksanaan liberalisasi sektor perdagangan. Dan keempat, privatisasi Badan-badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dampak pelaksanaan keempat agenda ekonomi neoliberal tersebut dalam sepuluh tahun belakangan ini tidak hanya tampak secara mencolok pada semakin dominannya peranan modal asing dalam perekonomian Indonesia, atau pada semakin dibanjirinya pasar Indonesia oleh produk-produk impor, tetapi juga pada dialaminya kelangkaan sejumlah produk seperti pupuk, minyak goreng, dan minyak tanah oleh rakyat Indonesia. Penyebabnya adalah karena lebih diutamakannya pemenuhan kontrak-kontrak ekspor daripada pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Pertanyaannya adalah, sejauh manakah krisis keuangan yang saat ini sedang dialami Amerika akan berpengaruh terhadap berlangsungnya percepatan proses liberalisasi perekonomian Indonesia? Jawabannya sangat mudah. Jika dalam situasi normal Amerika secara terus berusaha memaksakan agenda-agenda ekonomi neoliberalnya, maka dapat dibayangkan apa yang akan dilakukan negeri itu dalam situasi krisis seperti saat ini. Ibaratnya, jika dalam situasi normal Amerika dapat bekerja secara lebih santai dalam memaksakan kehendaknya, maka tidak terlalu sulit dipahami bila dalam situasi krisis seperti saat ini Amerika akan terdorong untuk menggunakan tangan besi.

Saat ini tentu masih terlalu pagi untuk dapat mengetahui secara tepat tindakan yang akan dilakukan Amerika dalam memaksakan pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberalnya kepada Indonesia. Tetapi sebagaimana dapat disimak dalam pidato Bush ketika menyongsong penyelenggaran Sidang G-20 beberapa waktu lalu, serta dalam butir-butir deklarasi APEC yang diterbitkan beberapa saat kemudian, arah kebijakan pemerintah Amerika terhadap masa depan politik perekonomian Indonesia tidak terlalu sulit untuk dibaca. Sebagaimana dikemukakan secara jelas dalam butir-butir deklarasi APEC, semua tindakan yang hendak dilakukan oleh negara-negara anggota asosiasi itu dalam menanggulangi dampak krisis harus tetap mengacu pada pelaksanaan prinsip pasar bebas.

Tanda-tanda awal dari mulai berlangsungnya percepatan pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal di Indonesia dapat disimak antara lain pada beberapa peristiwa berikut. Pertama, terbitnya surat keputusan pemerintah yang berisi pelepasan tanggungjawab negara dalam menetapkan upah minimum. Kedua, terbitnya UU Badan Hukum Pendidikan yang menandai dimulainya proses liberalisasi pendidikan secara menyeluruh di Indonesia. Dan ketiga, semakin gencarnya wacana untuk menyerahkan penetapan harga bahan bakar ke mekanisme pasar menyusul berlangsungnya penurunan harga minyak bumi secara besar-besaran di pasar internasional.

Kesimpulan dan Agenda Aksi

Menyimak rangkaian uraian di muka, tiga kesimpulan penting yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :

* Pertama, perekonomian Indonesia bukanlah sebuah perekonomian merdeka. Jika sampai dengan 1945 bangsa Indonesia secara berganti-ganti dijajah oleh VOC, Belanda, Inggris, dan Jepang, maka terhitung sejak terjadinya peralihan kekuasan dari Soekarno kepada Soeharto, sekurang-kurangnya secara ekonomi, bangsa Indonesia kembali terjerumus ke dalam perangkap neokolonialisme Amerika.
* Kedua, sebagai sebuah perekonomian yang terjajah secara permanen, maka dinamika ekonomi-politik Indonesia lebih banyak ditentukan oleh pemaksaan kehendak yang dilakukan oleh pihak penjajah, bukan oleh dinamika ekonomi-politik internal di Indonesia. Sehubungan dengan itu, sekurang-kurangnya dalam dua abad terakhir, salah satu variabel yang secara terus menerus menyertai dinamika ekonomi-politik Indonesia adalah berlangsungnya liberalisasi permanen di Indonesia.
* Ketiga, krisis kapitalisme Amerika adalah berita buruk bagi Indonesia. Sebagai koloni Amerika, krisis kapitalisme Amerika tidak hanya berdampak secara langsung terhadap kondisi riil perekonomian Indonesia, tetapi akan berpengaruh pula terhadap berlangsungnya percepatan pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal di Indonesia. Dengan demikian, krisis kapitalisme Amerika, selain akan menyebabkan semakin kukuhnya struktur ekonomi kolonial, juga akan menyebabkan semakin dalamnya perekonomian Indonesia terjerumus ke dalam perangkap sistem kapitalisme dunia.

Menyimak ketiga kesimpulan tersebut, tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini sesungguhnya bukanlah soal mengantisipasi dampak krisis atau menentukan strategi penanggulangannya. Jauh lebih lebih mendasar dari itu adalah pada semakin mendesaknya kebutuhan untuk memulai serangkaian perjuangan yang saya sebut sebagai rangkaian perjuangan kemerdekaan tahap kedua. Upaya menjawab tantangan ini, selain membutuhkan konsolidasi besar-besaran di Indonesia, tentu sangat membutuhkan dukungan masyarakat internasional dalam arti seluas-luasnya. Hanya dengan memerdekakan diri bangsa Indonesia akan terbebas pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neokolonial sebagaimana dipaksakan oleh Amerika. Dan hanya dengan cara itu pula bangsa Indonesia akan mampu mewujudkan cita-cita kemerdekaan sebagaimana dicanangkan oleh para pendiri bangsa. Semoga Allah melindungi dan memberkati perjuangan rakyat Indonesia.

Daftar Pustaka

______________, tanpa tahun. Hasil-hasil Konferensi Medja Bundar Sebagaimana Diterima Pada Persidangan Umum Jang Kedua Terlangsung Tanggal 2 Nopember 1949 di Ridderzaal di Kota ‘S-Gravenhage. Djakarta: Kolff

Baswir, Revrisond, 2008. Ekonomi Kerkayatan: Amanat Konstitusi Untuk Mewujudkan Demokrasi Ekonomi di Indonesia, paper unpublished

_______________, 2008. Utang Luar Negeri dan Imperialisme, paper unpublished

Bello W, Cunningham S, Rau B, 2002. Dark Victory: Amerika Serikat,Penyesuaian Struktural, dan Kemiskinan Global. Jakarta: Yakoma PGI

Glassburner B, 1971. Indonesian Economic Policy After Soekarno. In (Glassburner B, eds). The Economy of Indonesia: Selected Readings. Ithaca: Cornel University Press, pp 426-443

_______, 1999. A Short History of Neoliberalism: Twenty Years of Elite Economics and Emerging Opportunities For Structural Change, http://www.milleniumround.org

Hatta, Mohammad, 1985. Membangun Ekonomi Indonesia. Jakarta: Inti Idayu Press

Higgins B, 1957. Indonesia’s: Economic Stabilization and Development. New York: Institute of Pacific Relation.

Hudson M, 2003. Super Imperialism: The Origin and Fundamentals of US World Dominance. London: Pluto Press.

Kanumoyoso B, 2001. Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Palmer I, 1978. The Indonesia Economy Since 1965: A Case Study of Political Economy. London: Frank Cass.

Petras J dan Henry V, 2001. Globalisation Unmasked: Imperialism in the 21st Century. Canada: Fernwood Publishing.

Robison R, 1986. The Rise of Capitalism. Australia: Allen and Unwin, Pty. Ltd.

Robinson W, 1985. Imperialism, Dependency and Peripheral Industrialization: the Case of Indonesia. In (Higgot R, Robison R, eds). London: Routledge & Kegan Paul.

Smit, C., 1976. Dekolonisasi Indonesia: Fakta dan Ulasan. Jakarta: Pustaka Azet

Soekarno, 1964. Di Bawah Bendera Revolusi, Jilid I dan II, cetakan ketiga. Jakarta: Panitia Penerbit DBR

Artikel disampaikan dalam Konferensi Sistem Ekonomi Islam Internasional, dengan tema “Menuju Dunia yang Aman dan Stabil di bawah Naungan Sistem Ekonomi Islam”, diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir, di Burri Convention Hall, Khartoum, Sudan, Sabtu 3 Januari 2009.


http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/20/dampak-krisis-kapitalisme-amerika-terhadap-perekonomian-indonesia/

WikiLeaks

WikiLeaks is an international non-profit organisation that publishes submissions of private, secret, and classified media from anonymous news sources, news leaks, and whistleblowers. Its website, launched in 2006 under The Sunshine Press[5] organisation,[6] claimed a database of more than 1.2 million documents within a year of its launch.[7] WikiLeaks describes its founders as a mix of Chinese dissidents, journalists, mathematicians, and start-up company technologists from the United States, Taiwan, Europe, Australia, and South Africa.[8] Julian Assange, an Australian Internet activist, is generally described as its director.[9] The site was originally launched as a user-editable wiki, but has progressively moved towards a more traditional publication model and no longer accepts either user comments or edits.

In April 2010, WikiLeaks published gunsight footage from the 12 July 2007 Baghdad airstrike in which Iraqi civilians and journalists were killed by an Apache helicopter, as the Collateral Murder video. In July of the same year, WikiLeaks released Afghan War Diary, a compilation of more than 76,900 documents about the War in Afghanistan not previously available for public review.[10] In October 2010, the group released a package of almost 400,000 documents called the Iraq War Logs in coordination with major commercial media organisations. This allowed every death in Iraq, and across the border in Iran, to be mapped.[11] In November 2010, WikiLeaks began releasing U.S. State department diplomatic cables.

WikiLeaks has received praise as well as criticism. The organisation has won a number of awards, including The Economist's New Media Award in 2008[12] and Amnesty International's UK Media Award in 2009.[13][14] In 2010, the New York City Daily News listed WikiLeaks first among websites "that could totally change the news",[15] and Julian Assange received the Sam Adams Award[16] and was named the Readers' Choice for TIME's Person of the Year in 2010.[17] The UK Information Commissioner has stated that "WikiLeaks is part of the phenomenon of the online, empowered citizen".[18] In its first days, an Internet petition calling for the cessation of extra-judicial intimidation of WikiLeaks attracted over six hundred thousand signatures.[19] Supporters of WikiLeaks in the media and academia have commended it for exposing state and corporate secrets, increasing transparency, supporting freedom of the press, and enhancing democratic discourse while challenging powerful institutions.[20][21][22][23][24][25][26]

At the same time, several U.S. government officials have criticized WikiLeaks for exposing classified information and claimed that the leaks harm national security and compromise international diplomacy.[27][28][29][30][31] Several human rights organisations requested with respect to earlier document releases that WikiLeaks adequately redact the names of civilians working with international forces, in order to prevent repercussions.[32] Some journalists have likewise criticised a perceived lack of editorial discretion when releasing thousands of documents at once and without sufficient analysis.[33] In response to some of the negative reaction, the UN High Commissioner for Human Rights has expressed her concern over the "cyber war" against WikiLeaks,[34] and in a joint statement with the Organization of American States the UN Special Rapporteur has called on states and other actors to keep international legal principles in mind.[35]
History
Founding

The wikileaks.org domain name was registered on 4 October 2006.[3] The website was unveiled, and published its first document in December 2006.[36][37] The site claims to have been "founded by Chinese dissidents, journalists, mathematicians and start-up company technologists, from the US, Taiwan, Europe, Australia and South Africa".[8]

The creators of WikiLeaks have not been formally identified.[38] It has been represented in public since January 2007 by Julian Assange and others. Assange describes himself as a member of WikiLeaks' advisory board.[39] News reports in The Australian have called Assange the "founder of WikiLeaks".[40] According to Wired magazine, a volunteer said that Assange described himself in a private conversation as "the heart and soul of this organisation, its founder, philosopher, spokesperson, original coder, organiser, financier, and all the rest".[41] As of June 2009[update], the site had over 1,200 registered volunteers[8] and listed an advisory board comprising Assange and eight other people.[42]
Purpose

WikiLeaks states that its "primary interest is in exposing oppressive regimes in Asia, the former Soviet bloc, Sub-Saharan Africa and the Middle East, but we also expect to be of assistance to people of all regions who wish to reveal unethical behaviour in their governments and corporations."[8][39]

In January 2007, the website stated that it had over 1.2 million leaked documents that it was preparing to publish.[43] An article in The New Yorker said:

One of the WikiLeaks activists owned a server that was being used as a node for the Tor network. Millions of secret transmissions passed through it. The activist noticed that hackers from China were using the network to gather foreign governments’ information, and began to record this traffic. Only a small fraction has ever been posted on WikiLeaks, but the initial tranche served as the site’s foundation, and Assange was able to say, "[w]e have received over one million documents from thirteen countries."[37][44]

Assange responded to the suggestion that eavesdropping on Chinese hackers played a crucial part in the early days of WikiLeaks by saying "the imputation is incorrect. The facts concern a 2006 investigation into Chinese espionage one of our contacts was involved in. Somewhere between none and handful of those documents were ever released on WikiLeaks. Non-government targets of the Chinese espionage, such as Tibetan associations were informed (by us)".[45] The group has subsequently released a number of other significant documents which have become front-page news items, ranging from documentation of equipment expenditures and holdings in the Afghanistan war to corruption in Kenya.[46]

The organisation's stated goal is to ensure that whistleblowers and journalists are not jailed for emailing sensitive or classified documents, as happened to Chinese journalist Shi Tao, who was sentenced to 10 years in 2005 after publicising an email from Chinese officials about the anniversary of the Tiananmen Square massacre.[38]

In an interview on The Colbert Report, Assange explained about the limit to the freedom of speech, saying, "[it is] not an ultimate freedom, however free speech is what regulates government and regulates law. That is why in the US constitution the bill of rights says that congress is to make no such law abridging the freedom of the press. It is to take the rights of the press outside the rights of the law because those rights are superior to the law because in fact they create the law. Every constitution, every bit of legislation is derived from the flow of information. Similarly every government is elected as a result of people understanding things".[47]

The project has drawn comparisons to Daniel Ellsberg's leaking of the Pentagon Papers in 1971.[48] In the United States, the leaking of some documents may be legally protected. The U.S. Supreme Court has ruled that the Constitution guarantees anonymity, at least in the area of political discourse.[48] Author and journalist Whitley Strieber has spoken about the benefits of the WikiLeaks project, noting that "Leaking a government document can mean jail, but jail sentences for this can be fairly short. However, there are many places where it means long incarceration or even death, such as China and parts of Africa and the Middle East."[49]
Funding

On 24 December 2009, WikiLeaks announced that it was experiencing a shortage of funds[50] and suspended all access to its website except for a form to submit new material.[51] Material that was previously published was no longer available, although some could still be accessed on unofficial mirrors.[52] WikiLeaks stated on its website that it would resume full operation once the operational costs were covered.[51] WikiLeaks saw this as a kind of strike "to ensure that everyone who is involved stops normal work and actually spends time raising revenue".[53] While the organisation initially planned for funds to be secured by 6 January 2010,[54] it was not until 3 February 2010 that WikiLeaks announced that its minimum fundraising goal had been achieved.[55]

On 22 January 2010, PayPal suspended WikiLeaks' donation account and froze its assets. WikiLeaks said that this had happened before, and was done for "no obvious reason".[56] The account was restored on 25 January 2010.[57] On 18 May 2010, WikiLeaks announced that its website and archive were back up.[58]

As of June 2010, WikiLeaks was a finalist for a grant of more than half a million dollars from the John S. and James L. Knight Foundation,[37] but did not make the cut.[59] WikiLeaks commented via Twitter, "WikiLeaks was highest rated project in the Knight challenge, strongly recommended to the board but gets no funding. Go figure."[60] WikiLeaks said that the Knight foundation announced the award to "'12 Grantees who will impact future of news' – but not WikiLeaks" and questioned whether Knight foundation was "really looking for impact".[59] A spokesman of the Knight Foundation disputed parts of WikiLeaks' statement, saying "WikiLeaks was not recommended by Knight staff to the board."[60] However, he declined to say whether WikiLeaks was the project rated highest by the Knight advisory panel, which consists of non-staffers, among them journalist Jennifer 8. Lee, who has done PR work for WikiLeaks with the press and on social networking sites.[60]
Operational challenges

On 17 July, Jacob Appelbaum spoke on behalf of WikiLeaks at the 2010 Hackers on Planet Earth conference in New York City, replacing Assange because of the presence of federal agents at the conference.[61][62] He announced that the WikiLeaks submission system was again up and running, after it had been temporarily suspended.[61][63][64] Assange was a surprise speaker at a TED conference on 19 July 2010 in Oxford, and confirmed that the site had begun accepting submissions again.[65]

Upon returning to the US from the Netherlands, on 29 July, Appelbaum was detained for three hours at the airport by US agents, according to anonymous sources.[66] The sources told Cnet that Appelbaum's bag was searched, receipts from his bag were photocopied, his laptop was inspected, although in what manner was unclear.[66] Appelbaum reportedly refused to answer questions without a lawyer present, and was not allowed to make a phone call. His three mobile phones were reportedly taken and not returned.[66] On 31 July, he spoke at a Defcon conference and mentioned his phone being "seized". After speaking, he was approached by two FBI agents and questioned.[66]

Assange has acknowledged that the practice of posting largely unfiltered classified information online could one day lead the Web site to have "blood on our hands."[67][68] He expressed the view that the potential to save lives, however, outweighs the danger to innocents.[69] Furthermore, WikiLeaks has highlighted independent investigations which have failed to find any evidence of civilians harmed as a result of WikiLeaks' activities.[70][71]

On 25 September 2010, after being suspended by Assange for "suspended for disloyalty, insubordination and destabilization", Daniel Domscheit-Berg, the German spokesman for Wikileaks, told Der Spiegel that he was resigning, saying "WikiLeaks has a structural problem. I no longer want to take responsibility for it, and that's why I am leaving the project".[72][73][74] Assange accused Domscheit-Berg of leaking information to Newsweek claiming the Wikileaks team was unhappy with Assange's leadership and handling of the Afghan war document releases.[74] Domscheit-Berg left with a small group to start OpenLeaks.com, a new leak organisation and website with a different management and distribution philosophy.[75][76] Herbert Snorrason, also a 25-year old Icelandic university student, resigned after he challenged Assange on his decision to suspend Domscheit-Berg and was bluntly rebuked.[74] Iceland MP Birgitta Jonsdottir also left Wikileaks citing lack of transparency, lack of structure, and poor communication flow in the organisation.[77] According to The Independent, at least a dozen key supporters of WikiLeaks left the website in 2010.[78]
Administration

According to a January 2010 interview, the WikiLeaks team then consisted of five people working full-time and about 800 people who worked occasionally, none of whom were compensated.[53] WikiLeaks has no official headquarters. The expenses per year are about €200,000, mainly for servers and bureaucracy, but would reach €600,000 if work currently done by volunteers were paid for.[53] WikiLeaks does not pay for lawyers, as hundreds of thousands of dollars in legal support have been donated by media organisations such as the Associated Press, Los Angeles Times, and the National Newspaper Publishers Association.[53] Its only revenue stream is donations, but WikiLeaks has planned to add an auction model to sell early access to documents.[53] The Wau Holland Foundation helps to process donations to WikiLeaks. In July 2010, the Foundation stated that WikiLeaks was receiving no money for personnel costs, only for hardware, travelling and bandwidth.[79] An article in TechEye wrote:

As a charity accountable under German law, donations for WikiLeaks can be made to the foundation. Funds are held in escrow and are given to WikiLeaks after the whistleblower website files an application containing a statement with proof of payment. The foundation does not pay any sort of salary nor give any renumeration [sic] to WikiLeaks' personnel, corroborating the statement of the site's former German representative Daniel Schmitt [real name Daniel Domscheit-Berg][80] on national television that all personnel works voluntarily, even its speakers.[79]

However, in December 2010 the Wau Holland Foundation stated that 4 permanent employees, including Julian Assange, had begun to receive salaries.[81]
Site management issues

Within WikiLeaks, there has been public disagreement between founder and spokesperson Julian Assange and Daniel Domscheit-Berg, the site's former German representative who was suspended by Assange. Domscheit-Berg announced on 28 September 2010 that he was leaving the organisation due to internal conflicts over management of the site.[80][82][83]
Hosting

WikiLeaks describes itself as "an uncensorable system for untraceable mass document leaking".[84] The site is available on multiple servers and different domain names following a number of denial-of-service attacks and its severance from different Domain Name System (DNS) providers.[85][86]

Until August 2010, WikiLeaks was hosted by PRQ, a Sweden-based company providing "highly secure, no-questions-asked hosting services". PRQ is said to have "almost no information about its clientele and maintains few if any of its own logs".[87] Currently, WikiLeaks is mainly hosted by Bahnhof in a facility that used to be a nuclear bunker.[88][89] Other servers are spread around the world with the central server located in Sweden.[90] Julian Assange has said that the servers are located in Sweden (and the other countries) "specifically because those nations offer legal protection to the disclosures made on the site". He talks about the Swedish constitution, which gives the information providers total legal protection.[90] It is forbidden according to Swedish law for any administrative authority to make inquiries about the sources of any type of newspaper.[91] These laws, and the hosting by PRQ, make it difficult to take WikiLeaks offline; such laws place an onus of proof upon any complainant whose suit would circumscribe WikiLeaks’ liberty, e.g., its rights, of exercising free speech online. Furthermore, "WikiLeaks maintains its own servers at undisclosed locations, keeps no logs and uses military-grade encryption to protect sources and other confidential information." Such arrangements have been called "bulletproof hosting."[87][92]

On 17 August 2010, it was announced that the Swedish Pirate Party will be hosting and managing many of WikiLeaks' new servers. The party donates servers and bandwidth to WikiLeaks without charge. Technicians of the party will make sure that the servers are maintained and working.[93][94]

After the site became the target of a denial-of-service attack from a hacker on its old servers, WikiLeaks moved its site to Amazon's servers.[95] Later, however, the website was "ousted" from the Amazon servers.[95] In a public statement, Amazon said that WikiLeaks was not following its terms of service. The company further explained, "There were several parts they were violating. For example, our terms of service state that 'you represent and warrant that you own or otherwise control all of the rights to the content... that use of the content you supply does not violate this policy and will not cause injury to any person or entity.' It's clear that WikiLeaks doesn't own or otherwise control all the rights to this classified content."[96] WikiLeaks then decided to install itself on the servers of OVH in France.[97] After criticism from the French government, the company sought two court rulings about the legality of hosting WikiLeaks. While the court in Lille immediately declined to force OVH to shut down the WikiLeaks site, the court in Paris stated it would need more time to examine the highly technical issue.[98][99]


http://en.wikipedia.org/wiki/WikiLeaks

Tsunami 6 Meter Hantam Jepang

TOKYO - Gempa bumi dengan kekuatan 8,8 SR menghamtam Jepang. Akibat gempa yang berkuatan dahsyat ini menyebabkan bencana tsunami setinggi 6 meter Honshu. Kerusakan parah juga terlihat dilokasi yang diterjang gempa.

Berdasarkan laporan THE Pacific Tsunami Warning Center di Hawaii, beberapa negara juga harus wapada dengan tsunami susulan. Negara yang wajib ekstra waspada adalah Rusia, Marcus Island, dan Marianas Utara.

Lembaga penyiaran publik, NHK juga menunjukkan asap hitam mengepul dari sebuah bangunan di Odaiba, daerah pinggiran Tokyo. Kegiatan kereta cepat diseluruh utara Jepang itu dihentikan. Televisi menunjukkan mobil terayun-ayun air di sisi perahu yang tengah bersandar.

Badan meteorologi Jepang mengingatkan bahwa tsunami setinggi 6m juga bisa menerjang pantai dekat prefektur Miyagi, terdekat dengan pusat gempa.

Badan itu mengatakan gempa terjadi pukul 14:46 pada (13:46 waktu Singapura) Jumat di kedalaman 10 km, sekira 125 km lepas pantai timur.

Akibat tsunami tersebut banyak bangunan dilaporkan hancur. Namun belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat tsunami tersebut.(fmh)