MAKALAH perilaku konsumen
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja sangat penting karena analisis ini merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Analisis juga merupakan bagian dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang akan datang. Analisis ini juga memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi. Analisis dapat memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisish.
Analisih selisih adalah suatu teknik yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kinerja dan memperbaiki ketidak efesiensian yang berhubungan dengan fungsi kinerja. Manfaat Analisis selisih bagi perusahaan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih dari penyimpangan dan penyebab terjadinya, sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan tindakan selanjutnya. Selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja terjadi karena adanya selisih antara biaya bahan baku standar dan biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja standar dan biaya tenaga kerja sesungguhnya. Sedangkan Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan sebelum proses produksi dan biaya sesungguhnya adalah biaya yang benar-benar telah dikeluarkan selama proses produksi.
Dengan analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja perusahaan Risma Bakery dapat mengetahui keadaan yang sedang terjadi. Dalam analisis tersebut apakah terjadi selisih atau tidak diperusahaan Risma Bakery dengan membandingkan biaya standar dan biaya sesungguhnya. Bila terdapat selisih biaya perlu diteliti apakah selisih tersebut menguntungkan atau merugikan dalam proses produksi. Analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja ini menggunakan perhitungan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih.
Batasan Masalah
Agar penulisan ilmiah terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penulis, maka penulis membatasi masalah pada perhitungan selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery untuk jenis produk Roti Tawar dengan menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih. Data yang digunakan adalah data produksi Bulan : Januari, Februari dan Maret, tahun 2007.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dan sebab-sebab terjadinya selisih yang tidak menguntungkan untuk bulan : Januari, Februari dan Maret, tahun 2007.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Perusahaan Risma Bakery bergerak dibidang industri pembuatan berbagai jenis roti aneka rasa, yang bertempat tinggal di JL. Menteng Wadas IV No. 21 Jakarta selatan. Perusahaan tersebut didirikan oleh Bapak Juni Ramli sejak tahun 1985 dan beranggotakan 7 orang bagian produksi dan 33 orang bagian pemasaran dengan menggunakan 20 unit grobak pikul.
Produksi Roti sekarang yang dihasilkan pada perusahaan Risma bakery adalah produk jenis Roti Tawar dan Roti aneka rasa seperti : Roti Nanas, Roti Coklat, Roti Keju, dan Roti Strawberry.
Daerah pemasaran tersebut berada didaerah Jakarta, Depok dan Bekasi. Untuk menjaga kelancaran produksi Perusahan Risma Bakery menggunakan sistem biaya standar dalam pemakaian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk bulan Januari, Febuary dan Maret, tahun 2007.
Data / Variabel yang digunakan
Dalam pembahasan ini, penulis akan mencoba untuk mengelola data sekunder yang diperoleh dari Perusahaan Risma Bakery. Data tersebut terdiri dari data biaya bahan baku standar dan data biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja standar dan biaya tenaga kerja sesungguhnya pada bulan Januari, Februari dan Maret, tahun 2007 untuk jenis produksi Roti Tawar, sebagai berikut:
1. Biaya Standar
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja
2. Biaya Sesungguhnya
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja
Metode Pengumpulan Data
a. Riset Lapangan
Yaitu mengumpulkan data atau informasi dengan survey langsung kelapangan pada perusahaan yang diteliti.
b. Riset kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan mencari materi yang diperlukan yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.
Alat Analisis Yang Digunakan
Penulis menggunakan alat analisis kuantitatif, yaitu perhitungan selisih biaya standar dengan menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih, (Mulyadi, 1993 : 438) yaitu:
1. Metode Satu selisih ( The One-way model ).
a. Selisih Biaya bahan baku : (KSt x HSt) – (KS x HS)
b. Selisih Biaya tenaga kerja : (JKSt x TUSt) – (JKS x TUS)
Keterangan :
KSt : Kuantitas Standar KS : Kuantitas Sesungguhnya
HSt : Harga Standar HS : Harga Sesungguhnya
JKSt : Jam Kerja Standar JKS : Jam Kerja Sesungguhnya
TUSt : Tarif Upah Standar TUS : Tarif Upah Sesungguhnya
2. Metode Dua selisih (The Two-way model).
a. Selisih Biaya bahan baku
- Selisih Harga bahan baku : (HSt – HS) x KS
- Selisih Kuantitas bahan baku : (KSt – KS) x HSt
b. Selisih Biaya tenaga kerja langsung
- Selisih Tarif upah : (TUSt – TUS) x JKS
- Selisih Efisiensi upah : (JKSt – JKS) x TUSt
Keterangan :
KSt : Kuantitas Standar KS : Kuantitas Sesungguhnya
HSt : Harga Standar HS : Harga Sesungguhnya
JKSt : Jam Kerja Standar JKS : Jam Kerja Sesungguhnya
TUSt : Tarif Upah Standar TUS : Tarif Upah Sesungguhnya
3. Metode Tiga selisih (The Three-way model).
a. Selisih Biaya bahan baku
- Selisih Harga bahan baku : (HSt – HS) x KSt
- Selisih Kuantitas bahan baku : (KSt – KS) x HS
- Selisih Harga / Kuantitas bahan baku: (HSt – HS) x (KSt – KS)
Keterangan:
HSt : Harga Standar
HS : Harga Sesungguhnya
KSt : Kuantitas Standar
KS : Kuantitas Sesungguhnya
b. Selisih Biaya tenaga kerja langsung
- Selisih Tarif Upah : (TUSt – TUS) x JKSt
- Selisih Efisiensi Upah : (JKSt – JKS) x TUSt
- Selisih Tarif / Efisiensi Upah : (JKSt – JKS) x (TUSt – TUS)
Keterangan:
TUSt : Tarif Upah Standar
TUS : Tarif Upah Sesungguhnya
JKSt : Jam Kerja Standar
JKS : Jam Kerja Sesungguhnya
PEMBAHASAN
Harga dan Kuantitas Bahan Baku
Berikut ini data hasil persen ( % ) dari berbagai macam Roti seerti Roti Tawar, Roti Strawberry, Roti Keju, Roti Coklat dan Roti Nanas, pada perusahaan Risma Bakery, sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Persentasi Berbagai Macam Roti
Januari, Februari, dan Maret 2007
No. Jenis Roti Persen
1 Roti Tawar 30%
2 Roti Strawberry 20%
3 Roti Keju 20%
4 Roti Coklat 15%
5 Roti Nanas 15%
Total : 100%
Sumber : Risma Bakery (2007).
Data dibawah ini harga dan kuantitas bahan baku standar yang digunakan penulis untuk produk ; Roti Strawberry dan Roti Keju pada bulan Januari sebesar 490 unit, bulan Februari sebesar 520 unit dan Maret sebesar 575 unit. Roti Coklat dan Roti Nanas pada bulan Januari sebesar 470 unit, bulan Februari sebesar 500 unit dan bulan Maret sebesar 560 unit.
Biaya Tenaga Kerja
Pada perusahaan Risma Bakery untuk tenaga kerja yang digunakan 40 orang karyawan; Bulan Januari lamanya bekerja 22 hari, untuk bulan Februari lamanya bekerja 20 hari dan untuk bulan Maret lamanya bekerja 21 hari dan perhari bekerjanya 2,7 jam dengan tarif upah perjamnya sebesar Rp.1.200 sebagai berikut:
Tabel 4.21
Data biaya tenaga kerja standar
Untuk Roti Tawar
Januari, Februari dan Maret 2007
No. Bulan Satuan Jam Kerja Tarif Upah Total
1 January Jam 2.376* Rp.1.200 Rp.2.851.200^
2 Febuary Jam 2,160 Rp.1.200 Rp.2.592.000
3 Maret Jam 2.268 Rp.1.200 Rp.2.721.600
Sumber : Risma Bakery (2007).
* 40 orang X 2,7 Jam X 22 Hari kerja = 2.376 Jam
^ 2.376 Jam X Rp.1.200 = Rp.2.851.200.
Pada data diatas, biaya tenaga kerja tertinggi pada bulan Januari sebesar Rp.2.851.200 karena jumlah jam kerja yang digunakan lebih banyak dan biaya tenaga kerja terendah bulan Februari sebesar Rp.2.592.000 karena jumlah hari dalam bulan Februari lebih muda sehingga waktu jam kerja yang digunakan lebih rendah.
Hasil Penelitian dan Analisis
Berikut ini rangkuman hasil penelitian dari analisis selisih bahan baku dan biaya tenaga kerja untuk produk jenis Roti tawar menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih pada bulan Januari, bulan Februari dan bulan Maret tahun 2007, sebagai berikut :
Tabel 4.47
Analisis Selisih Bahan Baku
The One-way Model, The Two-way Model and The Three-way Model
Januari, Februari dan Maret 2007
Keterangan January Febuary Maret Kterangan
( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
1.Metode satu selisih
Selisih BBB 5.646.981 5.815.999,2 6.481.171,2 Laba
2.Metode dua selisih
Selisih Harga BB 625.977,2 710.949,2 1.316.771,2 Laba
Selisih kuantitas BB 4.981.003,8 5.105.050 5.137.775 Laba
3.Metode tiga selisih
Selisih Harga BB 730.195,9 815.364,8 1.481.663,7 Laba
Selisih kuantitas BB 3.628.095 5.000.634,4 5.796.328,5 Laba
Selisih
Harga/Kuantitas 104.228,7 104.415,6 1.483.387 Laba
Sumber : Risma Bakery (2007)
Pada tabel hasil analisis selisis bahan baku diatas dengan metode satu selisih, selisih biaya bahan baku harga tertinggi bulan Maret sebesar Rp.6.481.171,2 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.5.646.981. Hal ini disebabkan penetapan harga dan kuantitas yang ditetapkan lebih besar dari harga dan kuantitas sesungguhnya, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan atau laba.
Dengan Metode dua selisih, selisih harga bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp.1.316.771.2 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.625.977.2, selisih kuantitas bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp.5.137.775 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.4.981.003.8, ini disebabkan karena selisih harga bahan baku dan kuantitas bahan baku yang ditetapkan lebih besar dari harga bahan baku dan kuantitas bahan baku, sehingga mengakibatkan dari ketiga bulan tersebut mendapatkan selisih laba, tetapi laba tertinggi terdapat pada bulan Maret dan
terendah bulan Januari.
Sedangkan Metoda tiga selisih, selisih harga bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp1.481.663.7 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.730.195.9, selisih kuantitas bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp.5.796.382.5 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.3.628.095, selisih harga/kuantitas bahan baku sebesar Rp.1.483.387 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.104.228.7. Dari ketiga Metode diatas bahan baku tertinggi metode satu selisih bulan Maret sebesar Rp.6.481.171,2 dan bahan baku terendah Metode tiga selisih bulan Januari sebesar Rp.104.228.7. Hal ini disebabkan oleh pemakaian harga bahan baku, kuantitas bahan baku dan harga / kuantitas bahan baku lebih kecil dari harga bahan baku, kuantitas bahan baku dan harga / kuantitas bahan baku yang ditetapkan, sehingga mengakibatkan ketiga bulan diatas, yaitu bulan Januari, bulan Februari dan bulan Maret mendapatkan selisih laba tetapi dari ketiga bulan tersebut terdapat laba tertinggi pada bulan Maret dan terendah bulan Febuary.
Tabel 4.48
Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja
The One-way Model, The Two-way Model and The Three-way Model
Januari, Februari dan Maret 2007
Keterangan January Febuary Maret Kterangan
( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
1.Metode satu selisih
Selisih BTK 528,000 480,000 504,000 Laba
2.Metode dua selisih
Tarif Upah 211,200 192,000 201,600 Laba
Selisih Efisiensi 316,800 288,000 302,400 Laba
3.Metode tiga selisih
Selisih Tarif Upah 237,600 216,000 226,800 Laba
Selisih Efisiensi Upah 316,800 288,000 302,400 Laba
Selisih Tarif/Efisienssi 26,400 24,000 25,200 Laba
Sumber : Risma Bakery (2007)
Berdasarkan tabel hasil analisis selisih biaya tenaga kerja diatas dengan Metode satu selisih biaya tenaga kerja tertinggi bulan Maret sebesar Rp.528.000 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.480.000. Pada selisih biaya tenaga kerja ini disebabkan oleh jam kerja dan tarif upah yang ditetapkan lebih besar dari yang terpakai, sehingga mengakibatkan ketiga bulan tersebut mendapatkan selisih laba, tetapi dari ketiga bulan diatas terdapat selisih biaya tenaga kerja tertinggi pada bulan Maret dan terendah bulan Februari.
Dengan Metode dua selisih, tarif upah tertinggi bulan Januari sebesar Rp.211.200 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.192.000, selisih efisiensi tertinggi bulan Januari sebesar Rp.316.800 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.288.000. Penyebab terjadinya selisih harga tertinggi dan terendah karena tarif upah dan selisih efisiensi standar lebih besar dari yang sesungguhnya, mengakibatkan ketiga bulan tersebut mengalami selisih laba pada masing –masing bulan, tetapi dari selisih laba diatas terdapat laba tertinggi dan laba terendah.
Sedangkan dengan Metode tiga selisih, tarif uopah tertinggi bulan Januari sebesar Rp.237.600 dan terendah bulan Febuary sebesar Rp.216.000, efisiensi upah tertinggi bulan Ianuari sebesar Rp.316.800 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.288.000, tarif / efisiensi upah tertinggi bulan Januari sebesar Rp.26.400 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.24.000. Maka dari ketiga Metode diatas tenaga kerja tertinggi pada metode satu selisih bulan Januari sebesar Rp.528.000 dan terendah metode tiga selisih bulan Februari sebesar Rp.24.000. Penyebab terjadinya selisih harga tertinggi dan terendah karena tariff upah, tarif efesiensi dan dan taif / efisiensi upah ditetapkan atau standar lebih besar dari yang sesungguhnya, sehingga mengakibatkan ketiga bulan tersebut, yaitu bulan Januari. Bulan Februari dan bulan Maret pada metode tiga selisih ini
mendapatkan selisih laba pada masing –masing bulan, tetapi dari selisih laba diatas terdapat laba tertinggi dan laba terendah.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas pada perusahaan Risma Bakery maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari hasil penelitian adalah :
1. - Besarnya selisih biaya bahan baku pada perusahaan Risma Bakery dengan menggunakan : Metode satu selisih, pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.5.646.981, Rp.5.815.999,2 dan Rp.6.481.171,2. Metode dua selisih, pada ; a. Harga bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.625.977,2. , Rp.710.949,2 dan Rp.1.316.771,2. b. Kuantitas bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.4.981.003,8., Rp.5.105.050 dan Rp.5.137.775. Metode tiga selisih, pada; a. Harga bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.730.195,9., Rp.815.364,8 dan Rp.1.481.663,7. b. Kuantitas bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.3.628.095, Rp.5.000.634,4 dan Rp.5.796.328,5. c. Harga / Kuantitas bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.104.228,7. , Rp.104.415,6 dan Rp.1.483.387.
- Besarnya selisih biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery dengan menggunakan : Metode satu selisih, pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.528.000, Rp.480.000 dan Rp.504.000. Metode dua selisih, pada ;
a. Tarif upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.211.200, Rp.192.000 dan Rp.201.600. b. Efisiensi upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.316.800, Rp.288.000 dan Rp.302.400. Metode tiga selisih, pada ; a. Tarif upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.237.600, Rp.216.000 dan Rp.226.800. b. Efisiensi upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.316.800, Rp.288.000 dan Rp.302.400.
c. Tarif / Efisiensi upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.26.400, Rp.24.000 dan Rp.25.200.
2. Pada perhitungan selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery ternyata mengalami selisih laba yang menguntungkan dan faktor yang menyebabkan terjadinya selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja terjadi karena pada penerapan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih ini selalu menggunakan bahan baku dan biaya tenaga kerja standar lebih besar dari pemakaian bahan baku dan biaya tenaga kerja sesungguhnya.
3. Besarnya penyimpangan yang terjadi pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery terjadi karena penerapan penggunaan bahan baku dan tenaga kerja standar lebih besar dari pemakaian bahan baku dan tenaga kerja sesungguhnya.
Rabu, 05 Januari 2011
“ tugas MAKALAH perilaku konsumen ”
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja sangat penting karena analisis ini merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Analisis juga merupakan bagian dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang akan datang. Analisis ini juga memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi. Analisis dapat memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisish.
Analisih selisih adalah suatu teknik yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kinerja dan memperbaiki ketidak efesiensian yang berhubungan dengan fungsi kinerja. Manfaat Analisis selisih bagi perusahaan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih dari penyimpangan dan penyebab terjadinya, sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan tindakan selanjutnya. Selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja terjadi karena adanya selisih antara biaya bahan baku standar dan biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja standar dan biaya tenaga kerja sesungguhnya. Sedangkan Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan sebelum proses produksi dan biaya sesungguhnya adalah biaya yang benar-benar telah dikeluarkan selama proses produksi.
Dengan analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja perusahaan Risma Bakery dapat mengetahui keadaan yang sedang terjadi. Dalam analisis tersebut apakah terjadi selisih atau tidak diperusahaan Risma Bakery dengan membandingkan biaya standar dan biaya sesungguhnya. Bila terdapat selisih biaya perlu diteliti apakah selisih tersebut menguntungkan atau merugikan dalam proses produksi. Analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja ini menggunakan perhitungan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih.
Batasan Masalah
Agar penulisan ilmiah terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penulis, maka penulis membatasi masalah pada perhitungan selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery untuk jenis produk Roti Tawar dengan menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih. Data yang digunakan adalah data produksi Bulan : Januari, Februari dan Maret, tahun 2007.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dan sebab-sebab terjadinya selisih yang tidak menguntungkan untuk bulan : Januari, Februari dan Maret, tahun 2007.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Perusahaan Risma Bakery bergerak dibidang industri pembuatan berbagai jenis roti aneka rasa, yang bertempat tinggal di JL. Menteng Wadas IV No. 21 Jakarta selatan. Perusahaan tersebut didirikan oleh Bapak Juni Ramli sejak tahun 1985 dan beranggotakan 7 orang bagian produksi dan 33 orang bagian pemasaran dengan menggunakan 20 unit grobak pikul.
Produksi Roti sekarang yang dihasilkan pada perusahaan Risma bakery adalah produk jenis Roti Tawar dan Roti aneka rasa seperti : Roti Nanas, Roti Coklat, Roti Keju, dan Roti Strawberry.
Daerah pemasaran tersebut berada didaerah Jakarta, Depok dan Bekasi. Untuk menjaga kelancaran produksi Perusahan Risma Bakery menggunakan sistem biaya standar dalam pemakaian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk bulan Januari, Febuary dan Maret, tahun 2007.
Data / Variabel yang digunakan
Dalam pembahasan ini, penulis akan mencoba untuk mengelola data sekunder yang diperoleh dari Perusahaan Risma Bakery. Data tersebut terdiri dari data biaya bahan baku standar dan data biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja standar dan biaya tenaga kerja sesungguhnya pada bulan Januari, Februari dan Maret, tahun 2007 untuk jenis produksi Roti Tawar, sebagai berikut:
1. Biaya Standar
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja
2. Biaya Sesungguhnya
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja
Metode Pengumpulan Data
a. Riset Lapangan
Yaitu mengumpulkan data atau informasi dengan survey langsung kelapangan pada perusahaan yang diteliti.
b. Riset kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan mencari materi yang diperlukan yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.
Alat Analisis Yang Digunakan
Penulis menggunakan alat analisis kuantitatif, yaitu perhitungan selisih biaya standar dengan menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih, (Mulyadi, 1993 : 438) yaitu:
1. Metode Satu selisih ( The One-way model ).
a. Selisih Biaya bahan baku : (KSt x HSt) – (KS x HS)
b. Selisih Biaya tenaga kerja : (JKSt x TUSt) – (JKS x TUS)
Keterangan :
KSt : Kuantitas Standar KS : Kuantitas Sesungguhnya
HSt : Harga Standar HS : Harga Sesungguhnya
JKSt : Jam Kerja Standar JKS : Jam Kerja Sesungguhnya
TUSt : Tarif Upah Standar TUS : Tarif Upah Sesungguhnya
2. Metode Dua selisih (The Two-way model).
a. Selisih Biaya bahan baku
- Selisih Harga bahan baku : (HSt – HS) x KS
- Selisih Kuantitas bahan baku : (KSt – KS) x HSt
b. Selisih Biaya tenaga kerja langsung
- Selisih Tarif upah : (TUSt – TUS) x JKS
- Selisih Efisiensi upah : (JKSt – JKS) x TUSt
Keterangan :
KSt : Kuantitas Standar KS : Kuantitas Sesungguhnya
HSt : Harga Standar HS : Harga Sesungguhnya
JKSt : Jam Kerja Standar JKS : Jam Kerja Sesungguhnya
TUSt : Tarif Upah Standar TUS : Tarif Upah Sesungguhnya
3. Metode Tiga selisih (The Three-way model).
a. Selisih Biaya bahan baku
- Selisih Harga bahan baku : (HSt – HS) x KSt
- Selisih Kuantitas bahan baku : (KSt – KS) x HS
- Selisih Harga / Kuantitas bahan baku: (HSt – HS) x (KSt – KS)
Keterangan:
HSt : Harga Standar
HS : Harga Sesungguhnya
KSt : Kuantitas Standar
KS : Kuantitas Sesungguhnya
b. Selisih Biaya tenaga kerja langsung
- Selisih Tarif Upah : (TUSt – TUS) x JKSt
- Selisih Efisiensi Upah : (JKSt – JKS) x TUSt
- Selisih Tarif / Efisiensi Upah : (JKSt – JKS) x (TUSt – TUS)
Keterangan:
TUSt : Tarif Upah Standar
TUS : Tarif Upah Sesungguhnya
JKSt : Jam Kerja Standar
JKS : Jam Kerja Sesungguhnya
PEMBAHASAN
Harga dan Kuantitas Bahan Baku
Berikut ini data hasil persen ( % ) dari berbagai macam Roti seerti Roti Tawar, Roti Strawberry, Roti Keju, Roti Coklat dan Roti Nanas, pada perusahaan Risma Bakery, sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Persentasi Berbagai Macam Roti
Januari, Februari, dan Maret 2007
No. Jenis Roti Persen
1 Roti Tawar 30%
2 Roti Strawberry 20%
3 Roti Keju 20%
4 Roti Coklat 15%
5 Roti Nanas 15%
Total : 100%
Sumber : Risma Bakery (2007).
Data dibawah ini harga dan kuantitas bahan baku standar yang digunakan penulis untuk produk ; Roti Strawberry dan Roti Keju pada bulan Januari sebesar 490 unit, bulan Februari sebesar 520 unit dan Maret sebesar 575 unit. Roti Coklat dan Roti Nanas pada bulan Januari sebesar 470 unit, bulan Februari sebesar 500 unit dan bulan Maret sebesar 560 unit.
Biaya Tenaga Kerja
Pada perusahaan Risma Bakery untuk tenaga kerja yang digunakan 40 orang karyawan; Bulan Januari lamanya bekerja 22 hari, untuk bulan Februari lamanya bekerja 20 hari dan untuk bulan Maret lamanya bekerja 21 hari dan perhari bekerjanya 2,7 jam dengan tarif upah perjamnya sebesar Rp.1.200 sebagai berikut:
Tabel 4.21
Data biaya tenaga kerja standar
Untuk Roti Tawar
Januari, Februari dan Maret 2007
No. Bulan Satuan Jam Kerja Tarif Upah Total
1 January Jam 2.376* Rp.1.200 Rp.2.851.200^
2 Febuary Jam 2,160 Rp.1.200 Rp.2.592.000
3 Maret Jam 2.268 Rp.1.200 Rp.2.721.600
Sumber : Risma Bakery (2007).
* 40 orang X 2,7 Jam X 22 Hari kerja = 2.376 Jam
^ 2.376 Jam X Rp.1.200 = Rp.2.851.200.
Pada data diatas, biaya tenaga kerja tertinggi pada bulan Januari sebesar Rp.2.851.200 karena jumlah jam kerja yang digunakan lebih banyak dan biaya tenaga kerja terendah bulan Februari sebesar Rp.2.592.000 karena jumlah hari dalam bulan Februari lebih muda sehingga waktu jam kerja yang digunakan lebih rendah.
Hasil Penelitian dan Analisis
Berikut ini rangkuman hasil penelitian dari analisis selisih bahan baku dan biaya tenaga kerja untuk produk jenis Roti tawar menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih pada bulan Januari, bulan Februari dan bulan Maret tahun 2007, sebagai berikut :
Tabel 4.47
Analisis Selisih Bahan Baku
The One-way Model, The Two-way Model and The Three-way Model
Januari, Februari dan Maret 2007
Keterangan January Febuary Maret Kterangan
( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
1.Metode satu selisih
Selisih BBB 5.646.981 5.815.999,2 6.481.171,2 Laba
2.Metode dua selisih
Selisih Harga BB 625.977,2 710.949,2 1.316.771,2 Laba
Selisih kuantitas BB 4.981.003,8 5.105.050 5.137.775 Laba
3.Metode tiga selisih
Selisih Harga BB 730.195,9 815.364,8 1.481.663,7 Laba
Selisih kuantitas BB 3.628.095 5.000.634,4 5.796.328,5 Laba
Selisih
Harga/Kuantitas 104.228,7 104.415,6 1.483.387 Laba
Sumber : Risma Bakery (2007)
Pada tabel hasil analisis selisis bahan baku diatas dengan metode satu selisih, selisih biaya bahan baku harga tertinggi bulan Maret sebesar Rp.6.481.171,2 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.5.646.981. Hal ini disebabkan penetapan harga dan kuantitas yang ditetapkan lebih besar dari harga dan kuantitas sesungguhnya, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan atau laba.
Dengan Metode dua selisih, selisih harga bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp.1.316.771.2 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.625.977.2, selisih kuantitas bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp.5.137.775 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.4.981.003.8, ini disebabkan karena selisih harga bahan baku dan kuantitas bahan baku yang ditetapkan lebih besar dari harga bahan baku dan kuantitas bahan baku, sehingga mengakibatkan dari ketiga bulan tersebut mendapatkan selisih laba, tetapi laba tertinggi terdapat pada bulan Maret dan
terendah bulan Januari.
Sedangkan Metoda tiga selisih, selisih harga bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp1.481.663.7 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.730.195.9, selisih kuantitas bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp.5.796.382.5 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.3.628.095, selisih harga/kuantitas bahan baku sebesar Rp.1.483.387 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.104.228.7. Dari ketiga Metode diatas bahan baku tertinggi metode satu selisih bulan Maret sebesar Rp.6.481.171,2 dan bahan baku terendah Metode tiga selisih bulan Januari sebesar Rp.104.228.7. Hal ini disebabkan oleh pemakaian harga bahan baku, kuantitas bahan baku dan harga / kuantitas bahan baku lebih kecil dari harga bahan baku, kuantitas bahan baku dan harga / kuantitas bahan baku yang ditetapkan, sehingga mengakibatkan ketiga bulan diatas, yaitu bulan Januari, bulan Februari dan bulan Maret mendapatkan selisih laba tetapi dari ketiga bulan tersebut terdapat laba tertinggi pada bulan Maret dan terendah bulan Febuary.
Tabel 4.48
Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja
The One-way Model, The Two-way Model and The Three-way Model
Januari, Februari dan Maret 2007
Keterangan January Febuary Maret Kterangan
( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
1.Metode satu selisih
Selisih BTK 528,000 480,000 504,000 Laba
2.Metode dua selisih
Tarif Upah 211,200 192,000 201,600 Laba
Selisih Efisiensi 316,800 288,000 302,400 Laba
3.Metode tiga selisih
Selisih Tarif Upah 237,600 216,000 226,800 Laba
Selisih Efisiensi Upah 316,800 288,000 302,400 Laba
Selisih Tarif/Efisienssi 26,400 24,000 25,200 Laba
Sumber : Risma Bakery (2007)
Berdasarkan tabel hasil analisis selisih biaya tenaga kerja diatas dengan Metode satu selisih biaya tenaga kerja tertinggi bulan Maret sebesar Rp.528.000 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.480.000. Pada selisih biaya tenaga kerja ini disebabkan oleh jam kerja dan tarif upah yang ditetapkan lebih besar dari yang terpakai, sehingga mengakibatkan ketiga bulan tersebut mendapatkan selisih laba, tetapi dari ketiga bulan diatas terdapat selisih biaya tenaga kerja tertinggi pada bulan Maret dan terendah bulan Februari.
Dengan Metode dua selisih, tarif upah tertinggi bulan Januari sebesar Rp.211.200 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.192.000, selisih efisiensi tertinggi bulan Januari sebesar Rp.316.800 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.288.000. Penyebab terjadinya selisih harga tertinggi dan terendah karena tarif upah dan selisih efisiensi standar lebih besar dari yang sesungguhnya, mengakibatkan ketiga bulan tersebut mengalami selisih laba pada masing –masing bulan, tetapi dari selisih laba diatas terdapat laba tertinggi dan laba terendah.
Sedangkan dengan Metode tiga selisih, tarif uopah tertinggi bulan Januari sebesar Rp.237.600 dan terendah bulan Febuary sebesar Rp.216.000, efisiensi upah tertinggi bulan Ianuari sebesar Rp.316.800 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.288.000, tarif / efisiensi upah tertinggi bulan Januari sebesar Rp.26.400 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.24.000. Maka dari ketiga Metode diatas tenaga kerja tertinggi pada metode satu selisih bulan Januari sebesar Rp.528.000 dan terendah metode tiga selisih bulan Februari sebesar Rp.24.000. Penyebab terjadinya selisih harga tertinggi dan terendah karena tariff upah, tarif efesiensi dan dan taif / efisiensi upah ditetapkan atau standar lebih besar dari yang sesungguhnya, sehingga mengakibatkan ketiga bulan tersebut, yaitu bulan Januari. Bulan Februari dan bulan Maret pada metode tiga selisih ini
mendapatkan selisih laba pada masing –masing bulan, tetapi dari selisih laba diatas terdapat laba tertinggi dan laba terendah.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas pada perusahaan Risma Bakery maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari hasil penelitian adalah :
1. - Besarnya selisih biaya bahan baku pada perusahaan Risma Bakery dengan menggunakan : Metode satu selisih, pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.5.646.981, Rp.5.815.999,2 dan Rp.6.481.171,2. Metode dua selisih, pada ; a. Harga bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.625.977,2. , Rp.710.949,2 dan Rp.1.316.771,2. b. Kuantitas bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.4.981.003,8., Rp.5.105.050 dan Rp.5.137.775. Metode tiga selisih, pada; a. Harga bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.730.195,9., Rp.815.364,8 dan Rp.1.481.663,7. b. Kuantitas bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.3.628.095, Rp.5.000.634,4 dan Rp.5.796.328,5. c. Harga / Kuantitas bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.104.228,7. , Rp.104.415,6 dan Rp.1.483.387.
- Besarnya selisih biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery dengan menggunakan : Metode satu selisih, pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.528.000, Rp.480.000 dan Rp.504.000. Metode dua selisih, pada ;
a. Tarif upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.211.200, Rp.192.000 dan Rp.201.600. b. Efisiensi upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.316.800, Rp.288.000 dan Rp.302.400. Metode tiga selisih, pada ; a. Tarif upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.237.600, Rp.216.000 dan Rp.226.800. b. Efisiensi upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.316.800, Rp.288.000 dan Rp.302.400.
c. Tarif / Efisiensi upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.26.400, Rp.24.000 dan Rp.25.200.
2. Pada perhitungan selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery ternyata mengalami selisih laba yang menguntungkan dan faktor yang menyebabkan terjadinya selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja terjadi karena pada penerapan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih ini selalu menggunakan bahan baku dan biaya tenaga kerja standar lebih besar dari pemakaian bahan baku dan biaya tenaga kerja sesungguhnya.
3. Besarnya penyimpangan yang terjadi pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery terjadi karena penerapan penggunaan bahan baku dan tenaga kerja standar lebih besar dari pemakaian bahan baku dan tenaga kerja sesungguhnya.
Latar Belakang Masalah
Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja sangat penting karena analisis ini merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Analisis juga merupakan bagian dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang akan datang. Analisis ini juga memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi. Analisis dapat memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisish.
Analisih selisih adalah suatu teknik yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kinerja dan memperbaiki ketidak efesiensian yang berhubungan dengan fungsi kinerja. Manfaat Analisis selisih bagi perusahaan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih dari penyimpangan dan penyebab terjadinya, sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan tindakan selanjutnya. Selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja terjadi karena adanya selisih antara biaya bahan baku standar dan biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja standar dan biaya tenaga kerja sesungguhnya. Sedangkan Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan sebelum proses produksi dan biaya sesungguhnya adalah biaya yang benar-benar telah dikeluarkan selama proses produksi.
Dengan analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja perusahaan Risma Bakery dapat mengetahui keadaan yang sedang terjadi. Dalam analisis tersebut apakah terjadi selisih atau tidak diperusahaan Risma Bakery dengan membandingkan biaya standar dan biaya sesungguhnya. Bila terdapat selisih biaya perlu diteliti apakah selisih tersebut menguntungkan atau merugikan dalam proses produksi. Analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja ini menggunakan perhitungan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih.
Batasan Masalah
Agar penulisan ilmiah terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penulis, maka penulis membatasi masalah pada perhitungan selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery untuk jenis produk Roti Tawar dengan menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih. Data yang digunakan adalah data produksi Bulan : Januari, Februari dan Maret, tahun 2007.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dan sebab-sebab terjadinya selisih yang tidak menguntungkan untuk bulan : Januari, Februari dan Maret, tahun 2007.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Perusahaan Risma Bakery bergerak dibidang industri pembuatan berbagai jenis roti aneka rasa, yang bertempat tinggal di JL. Menteng Wadas IV No. 21 Jakarta selatan. Perusahaan tersebut didirikan oleh Bapak Juni Ramli sejak tahun 1985 dan beranggotakan 7 orang bagian produksi dan 33 orang bagian pemasaran dengan menggunakan 20 unit grobak pikul.
Produksi Roti sekarang yang dihasilkan pada perusahaan Risma bakery adalah produk jenis Roti Tawar dan Roti aneka rasa seperti : Roti Nanas, Roti Coklat, Roti Keju, dan Roti Strawberry.
Daerah pemasaran tersebut berada didaerah Jakarta, Depok dan Bekasi. Untuk menjaga kelancaran produksi Perusahan Risma Bakery menggunakan sistem biaya standar dalam pemakaian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk bulan Januari, Febuary dan Maret, tahun 2007.
Data / Variabel yang digunakan
Dalam pembahasan ini, penulis akan mencoba untuk mengelola data sekunder yang diperoleh dari Perusahaan Risma Bakery. Data tersebut terdiri dari data biaya bahan baku standar dan data biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja standar dan biaya tenaga kerja sesungguhnya pada bulan Januari, Februari dan Maret, tahun 2007 untuk jenis produksi Roti Tawar, sebagai berikut:
1. Biaya Standar
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja
2. Biaya Sesungguhnya
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja
Metode Pengumpulan Data
a. Riset Lapangan
Yaitu mengumpulkan data atau informasi dengan survey langsung kelapangan pada perusahaan yang diteliti.
b. Riset kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan mencari materi yang diperlukan yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.
Alat Analisis Yang Digunakan
Penulis menggunakan alat analisis kuantitatif, yaitu perhitungan selisih biaya standar dengan menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih, (Mulyadi, 1993 : 438) yaitu:
1. Metode Satu selisih ( The One-way model ).
a. Selisih Biaya bahan baku : (KSt x HSt) – (KS x HS)
b. Selisih Biaya tenaga kerja : (JKSt x TUSt) – (JKS x TUS)
Keterangan :
KSt : Kuantitas Standar KS : Kuantitas Sesungguhnya
HSt : Harga Standar HS : Harga Sesungguhnya
JKSt : Jam Kerja Standar JKS : Jam Kerja Sesungguhnya
TUSt : Tarif Upah Standar TUS : Tarif Upah Sesungguhnya
2. Metode Dua selisih (The Two-way model).
a. Selisih Biaya bahan baku
- Selisih Harga bahan baku : (HSt – HS) x KS
- Selisih Kuantitas bahan baku : (KSt – KS) x HSt
b. Selisih Biaya tenaga kerja langsung
- Selisih Tarif upah : (TUSt – TUS) x JKS
- Selisih Efisiensi upah : (JKSt – JKS) x TUSt
Keterangan :
KSt : Kuantitas Standar KS : Kuantitas Sesungguhnya
HSt : Harga Standar HS : Harga Sesungguhnya
JKSt : Jam Kerja Standar JKS : Jam Kerja Sesungguhnya
TUSt : Tarif Upah Standar TUS : Tarif Upah Sesungguhnya
3. Metode Tiga selisih (The Three-way model).
a. Selisih Biaya bahan baku
- Selisih Harga bahan baku : (HSt – HS) x KSt
- Selisih Kuantitas bahan baku : (KSt – KS) x HS
- Selisih Harga / Kuantitas bahan baku: (HSt – HS) x (KSt – KS)
Keterangan:
HSt : Harga Standar
HS : Harga Sesungguhnya
KSt : Kuantitas Standar
KS : Kuantitas Sesungguhnya
b. Selisih Biaya tenaga kerja langsung
- Selisih Tarif Upah : (TUSt – TUS) x JKSt
- Selisih Efisiensi Upah : (JKSt – JKS) x TUSt
- Selisih Tarif / Efisiensi Upah : (JKSt – JKS) x (TUSt – TUS)
Keterangan:
TUSt : Tarif Upah Standar
TUS : Tarif Upah Sesungguhnya
JKSt : Jam Kerja Standar
JKS : Jam Kerja Sesungguhnya
PEMBAHASAN
Harga dan Kuantitas Bahan Baku
Berikut ini data hasil persen ( % ) dari berbagai macam Roti seerti Roti Tawar, Roti Strawberry, Roti Keju, Roti Coklat dan Roti Nanas, pada perusahaan Risma Bakery, sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Persentasi Berbagai Macam Roti
Januari, Februari, dan Maret 2007
No. Jenis Roti Persen
1 Roti Tawar 30%
2 Roti Strawberry 20%
3 Roti Keju 20%
4 Roti Coklat 15%
5 Roti Nanas 15%
Total : 100%
Sumber : Risma Bakery (2007).
Data dibawah ini harga dan kuantitas bahan baku standar yang digunakan penulis untuk produk ; Roti Strawberry dan Roti Keju pada bulan Januari sebesar 490 unit, bulan Februari sebesar 520 unit dan Maret sebesar 575 unit. Roti Coklat dan Roti Nanas pada bulan Januari sebesar 470 unit, bulan Februari sebesar 500 unit dan bulan Maret sebesar 560 unit.
Biaya Tenaga Kerja
Pada perusahaan Risma Bakery untuk tenaga kerja yang digunakan 40 orang karyawan; Bulan Januari lamanya bekerja 22 hari, untuk bulan Februari lamanya bekerja 20 hari dan untuk bulan Maret lamanya bekerja 21 hari dan perhari bekerjanya 2,7 jam dengan tarif upah perjamnya sebesar Rp.1.200 sebagai berikut:
Tabel 4.21
Data biaya tenaga kerja standar
Untuk Roti Tawar
Januari, Februari dan Maret 2007
No. Bulan Satuan Jam Kerja Tarif Upah Total
1 January Jam 2.376* Rp.1.200 Rp.2.851.200^
2 Febuary Jam 2,160 Rp.1.200 Rp.2.592.000
3 Maret Jam 2.268 Rp.1.200 Rp.2.721.600
Sumber : Risma Bakery (2007).
* 40 orang X 2,7 Jam X 22 Hari kerja = 2.376 Jam
^ 2.376 Jam X Rp.1.200 = Rp.2.851.200.
Pada data diatas, biaya tenaga kerja tertinggi pada bulan Januari sebesar Rp.2.851.200 karena jumlah jam kerja yang digunakan lebih banyak dan biaya tenaga kerja terendah bulan Februari sebesar Rp.2.592.000 karena jumlah hari dalam bulan Februari lebih muda sehingga waktu jam kerja yang digunakan lebih rendah.
Hasil Penelitian dan Analisis
Berikut ini rangkuman hasil penelitian dari analisis selisih bahan baku dan biaya tenaga kerja untuk produk jenis Roti tawar menggunakan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih pada bulan Januari, bulan Februari dan bulan Maret tahun 2007, sebagai berikut :
Tabel 4.47
Analisis Selisih Bahan Baku
The One-way Model, The Two-way Model and The Three-way Model
Januari, Februari dan Maret 2007
Keterangan January Febuary Maret Kterangan
( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
1.Metode satu selisih
Selisih BBB 5.646.981 5.815.999,2 6.481.171,2 Laba
2.Metode dua selisih
Selisih Harga BB 625.977,2 710.949,2 1.316.771,2 Laba
Selisih kuantitas BB 4.981.003,8 5.105.050 5.137.775 Laba
3.Metode tiga selisih
Selisih Harga BB 730.195,9 815.364,8 1.481.663,7 Laba
Selisih kuantitas BB 3.628.095 5.000.634,4 5.796.328,5 Laba
Selisih
Harga/Kuantitas 104.228,7 104.415,6 1.483.387 Laba
Sumber : Risma Bakery (2007)
Pada tabel hasil analisis selisis bahan baku diatas dengan metode satu selisih, selisih biaya bahan baku harga tertinggi bulan Maret sebesar Rp.6.481.171,2 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.5.646.981. Hal ini disebabkan penetapan harga dan kuantitas yang ditetapkan lebih besar dari harga dan kuantitas sesungguhnya, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan atau laba.
Dengan Metode dua selisih, selisih harga bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp.1.316.771.2 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.625.977.2, selisih kuantitas bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp.5.137.775 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.4.981.003.8, ini disebabkan karena selisih harga bahan baku dan kuantitas bahan baku yang ditetapkan lebih besar dari harga bahan baku dan kuantitas bahan baku, sehingga mengakibatkan dari ketiga bulan tersebut mendapatkan selisih laba, tetapi laba tertinggi terdapat pada bulan Maret dan
terendah bulan Januari.
Sedangkan Metoda tiga selisih, selisih harga bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp1.481.663.7 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.730.195.9, selisih kuantitas bahan baku tertinggi bulan Maret sebesar Rp.5.796.382.5 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.3.628.095, selisih harga/kuantitas bahan baku sebesar Rp.1.483.387 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.104.228.7. Dari ketiga Metode diatas bahan baku tertinggi metode satu selisih bulan Maret sebesar Rp.6.481.171,2 dan bahan baku terendah Metode tiga selisih bulan Januari sebesar Rp.104.228.7. Hal ini disebabkan oleh pemakaian harga bahan baku, kuantitas bahan baku dan harga / kuantitas bahan baku lebih kecil dari harga bahan baku, kuantitas bahan baku dan harga / kuantitas bahan baku yang ditetapkan, sehingga mengakibatkan ketiga bulan diatas, yaitu bulan Januari, bulan Februari dan bulan Maret mendapatkan selisih laba tetapi dari ketiga bulan tersebut terdapat laba tertinggi pada bulan Maret dan terendah bulan Febuary.
Tabel 4.48
Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja
The One-way Model, The Two-way Model and The Three-way Model
Januari, Februari dan Maret 2007
Keterangan January Febuary Maret Kterangan
( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
1.Metode satu selisih
Selisih BTK 528,000 480,000 504,000 Laba
2.Metode dua selisih
Tarif Upah 211,200 192,000 201,600 Laba
Selisih Efisiensi 316,800 288,000 302,400 Laba
3.Metode tiga selisih
Selisih Tarif Upah 237,600 216,000 226,800 Laba
Selisih Efisiensi Upah 316,800 288,000 302,400 Laba
Selisih Tarif/Efisienssi 26,400 24,000 25,200 Laba
Sumber : Risma Bakery (2007)
Berdasarkan tabel hasil analisis selisih biaya tenaga kerja diatas dengan Metode satu selisih biaya tenaga kerja tertinggi bulan Maret sebesar Rp.528.000 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.480.000. Pada selisih biaya tenaga kerja ini disebabkan oleh jam kerja dan tarif upah yang ditetapkan lebih besar dari yang terpakai, sehingga mengakibatkan ketiga bulan tersebut mendapatkan selisih laba, tetapi dari ketiga bulan diatas terdapat selisih biaya tenaga kerja tertinggi pada bulan Maret dan terendah bulan Februari.
Dengan Metode dua selisih, tarif upah tertinggi bulan Januari sebesar Rp.211.200 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.192.000, selisih efisiensi tertinggi bulan Januari sebesar Rp.316.800 dan terendah bulan Januari sebesar Rp.288.000. Penyebab terjadinya selisih harga tertinggi dan terendah karena tarif upah dan selisih efisiensi standar lebih besar dari yang sesungguhnya, mengakibatkan ketiga bulan tersebut mengalami selisih laba pada masing –masing bulan, tetapi dari selisih laba diatas terdapat laba tertinggi dan laba terendah.
Sedangkan dengan Metode tiga selisih, tarif uopah tertinggi bulan Januari sebesar Rp.237.600 dan terendah bulan Febuary sebesar Rp.216.000, efisiensi upah tertinggi bulan Ianuari sebesar Rp.316.800 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.288.000, tarif / efisiensi upah tertinggi bulan Januari sebesar Rp.26.400 dan terendah bulan Februari sebesar Rp.24.000. Maka dari ketiga Metode diatas tenaga kerja tertinggi pada metode satu selisih bulan Januari sebesar Rp.528.000 dan terendah metode tiga selisih bulan Februari sebesar Rp.24.000. Penyebab terjadinya selisih harga tertinggi dan terendah karena tariff upah, tarif efesiensi dan dan taif / efisiensi upah ditetapkan atau standar lebih besar dari yang sesungguhnya, sehingga mengakibatkan ketiga bulan tersebut, yaitu bulan Januari. Bulan Februari dan bulan Maret pada metode tiga selisih ini
mendapatkan selisih laba pada masing –masing bulan, tetapi dari selisih laba diatas terdapat laba tertinggi dan laba terendah.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas pada perusahaan Risma Bakery maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari hasil penelitian adalah :
1. - Besarnya selisih biaya bahan baku pada perusahaan Risma Bakery dengan menggunakan : Metode satu selisih, pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.5.646.981, Rp.5.815.999,2 dan Rp.6.481.171,2. Metode dua selisih, pada ; a. Harga bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.625.977,2. , Rp.710.949,2 dan Rp.1.316.771,2. b. Kuantitas bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.4.981.003,8., Rp.5.105.050 dan Rp.5.137.775. Metode tiga selisih, pada; a. Harga bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.730.195,9., Rp.815.364,8 dan Rp.1.481.663,7. b. Kuantitas bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.3.628.095, Rp.5.000.634,4 dan Rp.5.796.328,5. c. Harga / Kuantitas bahan baku pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.104.228,7. , Rp.104.415,6 dan Rp.1.483.387.
- Besarnya selisih biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery dengan menggunakan : Metode satu selisih, pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.528.000, Rp.480.000 dan Rp.504.000. Metode dua selisih, pada ;
a. Tarif upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.211.200, Rp.192.000 dan Rp.201.600. b. Efisiensi upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.316.800, Rp.288.000 dan Rp.302.400. Metode tiga selisih, pada ; a. Tarif upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.237.600, Rp.216.000 dan Rp.226.800. b. Efisiensi upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.316.800, Rp.288.000 dan Rp.302.400.
c. Tarif / Efisiensi upah pada bulan Januari, Februari dan Maret sebesar Rp.26.400, Rp.24.000 dan Rp.25.200.
2. Pada perhitungan selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery ternyata mengalami selisih laba yang menguntungkan dan faktor yang menyebabkan terjadinya selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja terjadi karena pada penerapan metode satu selisih, metode dua selisih dan metode tiga selisih ini selalu menggunakan bahan baku dan biaya tenaga kerja standar lebih besar dari pemakaian bahan baku dan biaya tenaga kerja sesungguhnya.
3. Besarnya penyimpangan yang terjadi pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja pada perusahaan Risma Bakery terjadi karena penerapan penggunaan bahan baku dan tenaga kerja standar lebih besar dari pemakaian bahan baku dan tenaga kerja sesungguhnya.
lirik lagu indonesia
Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku
saat ku harus bersabar dan trus bersabar
menantikan kehadiran dirimu
entah sampai kapan aku harus menunggu
sesuatu yang sangat sulit tuk kujalani
hidup dalam kesendirian sepi tanpamu
kadang kuberpikir cari penggantimu
saat kau jauh disana
ooo…
*)
Gelisah sesaat saja tiada kabarmu kucuriga
entah penantianku takkan sia-sia
dan berikan satu jawaban pasti
entah sampai kapan aku harus bertahan
saat kau jauh disana rasa cemburu
merasuk kedalam pikiranku melayang
tak tentu arah tentang dirimu
apakah sama yang kau rasakan
reff:
walau raga kita terpisah jauh
namun hati kita selalu dekat
bila kau rindu pejamkan matamu
dan rasakan a a a aku
kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
terhapus ruang dan waktu
percayakan kesetiaan ini
akan tulus a a ai aishiteru
Bridge:
hapus sendiri pikiran melayang terbang
perasaan resah gelisah
jalani kenyataan hidup tanpa gairah
o…uo..
banyak segala misi dan ambisimu
akhiri semuanya cukup sampai disini
dan buktikan pengorbanan cintamu untukku
kumohon kau kembali
kembali ke *)
Lirik Pasto - Tanya Hati
________________________________________
[interlude] C Bm Em D
C Bm Em
G
Tuhan tolonglah
D/F# Em
Hapus dia dari hatiku
C
Kini semua percuma
Bm
Tak kan mungkin terjadi
Am D
Kisah cinta yang selalu aku banggakan
G
Kau hempas semua
D/F# Em
Masa yamng tercipta untukmu
C
Tanpa pernah melihat
Am
Betapa ku mencoba
F D
Jadi yang terbaik untuk dirimu
[chorus]
G D Em
Oh mengapa tak bisa dirimu
D C Bm Am D
Yang mencintaiku tulus dan apa adanya
G D Em
Aku memang bukan manusia sempurna
D C Bm Am
Tapi ku layak dicinta karena ketulusan
D Bm Em Am
Kini biarlah waktu yang jawab semua
D
Tanya hatiku
[interlude] C Bm Em D
C Bm F D
C
Tanpa pernah melihat
Am
Betapa ku mencoba
F D
Jadi yang terbaik untuk dirimu
[chorus]
G D Em
Oh mengapa tak bisa dirimu
D C Bm Am D
Yang mencintaiku tulus dan apa adanya
G D Em
Aku memang bukan manusia sempurna
D C Bm Am
Tapi ku layak dicinta karena ketulusan
D Bm Em Am D
Kini biarlah waktu yang jawab semua
G D Em
Oh mengapa tak bisa dirimu
D C Bm Am D
Yang mencintaiku tulus dan apa adanya
G D Em
Aku memang bukan manusia sempurna
D C Bm Am
Tapi ku layak dicinta karena ketulusan
D Bm Em Am D
Kini biarlah waktu yang jawab semua
Em Am
waktu yang jawab semua
D G
Tanya hati
saat ku harus bersabar dan trus bersabar
menantikan kehadiran dirimu
entah sampai kapan aku harus menunggu
sesuatu yang sangat sulit tuk kujalani
hidup dalam kesendirian sepi tanpamu
kadang kuberpikir cari penggantimu
saat kau jauh disana
ooo…
*)
Gelisah sesaat saja tiada kabarmu kucuriga
entah penantianku takkan sia-sia
dan berikan satu jawaban pasti
entah sampai kapan aku harus bertahan
saat kau jauh disana rasa cemburu
merasuk kedalam pikiranku melayang
tak tentu arah tentang dirimu
apakah sama yang kau rasakan
reff:
walau raga kita terpisah jauh
namun hati kita selalu dekat
bila kau rindu pejamkan matamu
dan rasakan a a a aku
kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
terhapus ruang dan waktu
percayakan kesetiaan ini
akan tulus a a ai aishiteru
Bridge:
hapus sendiri pikiran melayang terbang
perasaan resah gelisah
jalani kenyataan hidup tanpa gairah
o…uo..
banyak segala misi dan ambisimu
akhiri semuanya cukup sampai disini
dan buktikan pengorbanan cintamu untukku
kumohon kau kembali
kembali ke *)
Lirik Pasto - Tanya Hati
________________________________________
[interlude] C Bm Em D
C Bm Em
G
Tuhan tolonglah
D/F# Em
Hapus dia dari hatiku
C
Kini semua percuma
Bm
Tak kan mungkin terjadi
Am D
Kisah cinta yang selalu aku banggakan
G
Kau hempas semua
D/F# Em
Masa yamng tercipta untukmu
C
Tanpa pernah melihat
Am
Betapa ku mencoba
F D
Jadi yang terbaik untuk dirimu
[chorus]
G D Em
Oh mengapa tak bisa dirimu
D C Bm Am D
Yang mencintaiku tulus dan apa adanya
G D Em
Aku memang bukan manusia sempurna
D C Bm Am
Tapi ku layak dicinta karena ketulusan
D Bm Em Am
Kini biarlah waktu yang jawab semua
D
Tanya hatiku
[interlude] C Bm Em D
C Bm F D
C
Tanpa pernah melihat
Am
Betapa ku mencoba
F D
Jadi yang terbaik untuk dirimu
[chorus]
G D Em
Oh mengapa tak bisa dirimu
D C Bm Am D
Yang mencintaiku tulus dan apa adanya
G D Em
Aku memang bukan manusia sempurna
D C Bm Am
Tapi ku layak dicinta karena ketulusan
D Bm Em Am D
Kini biarlah waktu yang jawab semua
G D Em
Oh mengapa tak bisa dirimu
D C Bm Am D
Yang mencintaiku tulus dan apa adanya
G D Em
Aku memang bukan manusia sempurna
D C Bm Am
Tapi ku layak dicinta karena ketulusan
D Bm Em Am D
Kini biarlah waktu yang jawab semua
Em Am
waktu yang jawab semua
D G
Tanya hati
Pengertian Biaya
Pengertian Biaya
Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian biaya diantaranya menurut (Mulyadi,1993 : 8). Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang akan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut (Burhan Napitupulu, 1991 : 6). Biaya adalah pemakaian barang – barang yang dinilai untuk pencapaian hasil (output) tertentu.
Sedangkan Biaya (cost) menurut (Firdaus A. Dunia, 1994 : 21), adalah pengeluaran – pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat yang meneliti satu periode akuntansi tahunan.
Elemen – Elemen Biaya
a. Biaya Produksi
Merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian - bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung yang berhubungan dengan proses produksi.
b. Biaya Pemasaran
Merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan kegudang pembeli, gaji karyawan bagian – bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sampel).
c. Biaya Administrasi dan Umum
Merupakan biaya – biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntansi, biaya fotocopy.
d. Biaya Langsung (Direct cost)
Biaya yang terjadi yang penyebab satu – satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
e. Biaya Tidak Langsung (Inderect cost)
Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu.
Biaya Bahan Baku
Dibawah ini pendapat mengenai biaya bahan baku diantaranya menurut (Tresno Lesmono, 1998 : 2) Biaya bahan baku, biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.
Biaya Tenaga Kerja
Menurut (Mulyadi, 1993 : 343) Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut (Tresno Lesmono, 1998 : 2) Biaya tenaga kerja langsung, biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang tidak langsung terlibat dalam pengelolaan barang.
Biaya Tenaga Kerja Digolongkan Beberapa Macam :
Biaya tenaga kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut :
1. Biaya Produksi ( Terdiri dari Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung).
Biaya Produksi adalah semua upah buruh dan insentip dalam rangka memproduksi suatu produk
2. Biaya Komersial ( terdiri dari Gaji direksi dan gaji karyawan kantor).
Biaya Komersial adalah semua pembayaran gaji yang dibayarkan kepada para pegawai (tetap/tidak tetap) guna mempertahankan eksistensi operasional perusahaan.
Biaya Overhead Pabrik
Semua biaya – biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung , biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya – biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk ataupun job. Item biaya overhead pabrik sangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya, dapat disusun klasifikasi sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun pada dasarnya terdapat biaya semi variabel yang mengandung kriterium sebagai biaya variabel maupun tetap. Namun untuk memudahkan perhitungan biaya dan pengendalian biaya, maka klasifikasi biaya semi variabel tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Pemisahan biaya ini sebenarnya mengandung kelemahan, mengingat tidak ada metode yang dianggap tetap dalam pemisahan biaya semi variabel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. A. W. Tunggal, 1993, Akuntansi Biaya, Jakarta: Rineka Cipta.
2. Cashin , 1988, Akuntansi Biaya, (The National Association of
Accountants / NAA).
3. Firdaus A. Dunia, 1994, Akuntansi Biaya, Buku Satu Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
4. Marcell Schweitzer dan Hans-Ulrich Kueper, Akuntansi Biaya, Alih
Bahasa oleh Burhan Napitupulu dan Teddy Pawitro, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1991.
5. Mulyadi, 1993, Akuntansi Biaya, Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE
Universitas Gunadarma.
6. R. A. Supriyono, 1999, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: BPFE Universitas
Gajahmada.
7. Tresno Lesmono, 1998, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Akademia
Akuntansi YKPN.
Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian biaya diantaranya menurut (Mulyadi,1993 : 8). Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang akan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut (Burhan Napitupulu, 1991 : 6). Biaya adalah pemakaian barang – barang yang dinilai untuk pencapaian hasil (output) tertentu.
Sedangkan Biaya (cost) menurut (Firdaus A. Dunia, 1994 : 21), adalah pengeluaran – pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat yang meneliti satu periode akuntansi tahunan.
Elemen – Elemen Biaya
a. Biaya Produksi
Merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian - bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung yang berhubungan dengan proses produksi.
b. Biaya Pemasaran
Merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan kegudang pembeli, gaji karyawan bagian – bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sampel).
c. Biaya Administrasi dan Umum
Merupakan biaya – biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntansi, biaya fotocopy.
d. Biaya Langsung (Direct cost)
Biaya yang terjadi yang penyebab satu – satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
e. Biaya Tidak Langsung (Inderect cost)
Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu.
Biaya Bahan Baku
Dibawah ini pendapat mengenai biaya bahan baku diantaranya menurut (Tresno Lesmono, 1998 : 2) Biaya bahan baku, biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.
Biaya Tenaga Kerja
Menurut (Mulyadi, 1993 : 343) Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut (Tresno Lesmono, 1998 : 2) Biaya tenaga kerja langsung, biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang tidak langsung terlibat dalam pengelolaan barang.
Biaya Tenaga Kerja Digolongkan Beberapa Macam :
Biaya tenaga kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut :
1. Biaya Produksi ( Terdiri dari Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung).
Biaya Produksi adalah semua upah buruh dan insentip dalam rangka memproduksi suatu produk
2. Biaya Komersial ( terdiri dari Gaji direksi dan gaji karyawan kantor).
Biaya Komersial adalah semua pembayaran gaji yang dibayarkan kepada para pegawai (tetap/tidak tetap) guna mempertahankan eksistensi operasional perusahaan.
Biaya Overhead Pabrik
Semua biaya – biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung , biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya – biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk ataupun job. Item biaya overhead pabrik sangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya, dapat disusun klasifikasi sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun pada dasarnya terdapat biaya semi variabel yang mengandung kriterium sebagai biaya variabel maupun tetap. Namun untuk memudahkan perhitungan biaya dan pengendalian biaya, maka klasifikasi biaya semi variabel tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Pemisahan biaya ini sebenarnya mengandung kelemahan, mengingat tidak ada metode yang dianggap tetap dalam pemisahan biaya semi variabel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. A. W. Tunggal, 1993, Akuntansi Biaya, Jakarta: Rineka Cipta.
2. Cashin , 1988, Akuntansi Biaya, (The National Association of
Accountants / NAA).
3. Firdaus A. Dunia, 1994, Akuntansi Biaya, Buku Satu Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
4. Marcell Schweitzer dan Hans-Ulrich Kueper, Akuntansi Biaya, Alih
Bahasa oleh Burhan Napitupulu dan Teddy Pawitro, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1991.
5. Mulyadi, 1993, Akuntansi Biaya, Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE
Universitas Gunadarma.
6. R. A. Supriyono, 1999, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: BPFE Universitas
Gajahmada.
7. Tresno Lesmono, 1998, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Akademia
Akuntansi YKPN.
TUGAS MAKALAH AKUNTANSI BIAYA
TUGAS MAKALAH
AKUNTANSI BIAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Merupakan bagian dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang akan datang. Memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi. Memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisish.
1.2 Batasan Masalah
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik banyak dipergunakan perusahaan untuk pembuatan produk sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan didalam pelaksanaan. Untuk itu Penulis hanya membatasi penulisan ini pada elemen – elemen biaya, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui elemen – elemen biaya, biaya bahan baku, biaya tenega kerja langsung, biaya overhead pabrik, biaya standar dan sesungguhnya secara garis besar.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan cara mengkaji dan menelaah data dari buku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biaya
Berikut ini beberapa pengertian dari biaya diantaranya adalah sebagai berikut :
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang akan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Biaya adalah pemakaian barang – barang yang dinilai untuk pencapaian hasil (output) tertentu.
Biaya adalah pengeluaran – pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat yang meneliti satu periode akuntansi tahunan.
Dari beberapa pengertian biaya diatas dapat didefinisikan bahwa biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang dinilai dengan uang yang berguna untuk masa yang akan datang.
2.2 Elemen – Elemen Biaya
a. Biaya Produksi
Merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian - bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung yang berhubungan dengan proses produksi.
b. Biaya Pemasaran
Merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan kegudang pembeli, gaji karyawan bagian – bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sampel).
c. Biaya Administrasi dan Umum
Merupakan biaya – biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntansi, biaya fotocopy.
d. Biaya Langsung (Direct cost)
Biaya yang terjadi yang penyebab satu – satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.
Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
e. Biaya Tidak Langsung (Inderect cost)
Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu.
2.3 Biaya Bahan Baku
Suatu perusahaan didalam pembuatan suatu produk dibutuhkan biaya bahan baku. Biaya bahan baku, biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang didalam suatu perusahaan.
Biaya bahan baku adalah merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.
2.4 Biaya Tenaga Kerja
Perusahaan didalam memproduksi dibutuhkan tenaga kerja dimana tenaga kerja tersebut akan dipergunakan didalam proses pembuatan produk perusahaan. Perusahaan didalam mempergunakan tenaga kerja manusia membutuhkan biaya tenaga kerja. Dimana Biaya tenaga kerja tersebut adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.
2.5 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung, biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi.
Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang.
Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang tidak langsung terlibat dalam pengelolaan barang.
2.6 Penggolongan Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut :
1. Biaya Produksi ( Terdiri dari Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung).
Biaya Produksi adalah semua upah buruh dan insentip dalam rangka memproduksi suatu produk
2. Biaya Komersial ( terdiri dari Gaji direksi dan gaji karyawan kantor).
Biaya Komersial adalah semua pembayaran gaji yang dibayarkan kepada para pegawai (tetap/tidak tetap) guna mempertahankan eksistensi operasional perusahaan.
2.7 Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah Semua biaya – biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung , biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya – biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk ataupun job.
Item biaya overhead pabrik sangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya, dapat disusun klasifikasi sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun pada dasarnya terdapat biaya semi variabel yang mengandung kriterium sebagai biaya variabel maupun tetap. Namun untuk memudahkan perhitungan biaya dan pengendalian biaya, maka klasifikasi biaya semi variabel tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Pemisahan biaya ini sebenarnya mengandung kelemahan, mengingat tidak ada metode yang dianggap tetap dalam pemisahan biaya semi variabel tersebut.
2.8 Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya
Pengendalian pada biaya merupakan patokan atau standar sebagai dasar uang dipakai untuk tolak ukur pengendalian. Standar ini sangat dibutuhkan oleh manajemen untuk membantunya dalam menjalankan operasi perusahaan.
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor – faktor lain tertentu.
Biaya standar adalah alat yang dipakai untuk mengukur dan menilai prestasi pelaksanaan yang harus ditentukan dengan teliti dan ilmiah melalui penelitian teknis, penilaian prestasi, penelitian laboratorium penelitian gerak dan penelitian waktu.
(The National Association of Accountants / NAA) yang dikutip oleh Cashin (1988) mendefinisikan Biaya sesungguhnya adalah biaya yang diakumulasi selama proses produksi dengan menggunakan harga pokok historis yang biasanya merupakan lawan dari biaya yang ditetapkan sebelum proses produksi yang ditujukan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Biaya standar tidaklah menggantikan biaya sesungguhnya dalam suatu sistem akuntansi biaya melainkan saling melengkapi biasanya penggunaan biaya standar dipergunakan untuk:
a. Menetapkan anggaran
b. Mengendalikan biaya mengarahkan dan mengukur efesiensi
c. Menyederhanakan prosedur pembiayaan dan menyajikan laporan biaya
dengan cepat.
d. Membebankan biaya yang telah dikeluarkan ke bahan baku, barang dalam
proses dan barang jadi yang ada pada persediaan perusahaan.
e. Menutupkan dasar perhitungan untuk pelelangan, kontrak dan harga jual.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam proses produksi agar bisa berjalan sesuai yang diingikan perusahaan, maka perusahaan dalam hal ini harus memperhatikan apa saja yang dibutuhkan seperti elemen – elemen biaya, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overead pabrik didalam pelaksanaannya.
Berikut ini Elemen – Elemen Biaya adalah sebagai berikut :
a. Biaya Produksi
b. Biaya Pemasaran
c. Biaya Administrasi dan Umum
d. Biaya Langsung (Direct cost)
e. Biaya Tidak Langsung (Inderect cost)
Biaya Bahan Baku didalam suatu perusahaan merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang didalam suatu perusahaan.
Biaya tenaga kerja langsung, biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi.
Biaya Overhead Pabrik adalah Semua biaya – biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung , biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya – biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk ataupun job.
Pengendalian pada biaya merupakan patokan atau standar sebagai dasar uang dipakai untuk tolak ukur pengendalian. Sedangkan Biaya sesungguhnya merupakan biaya yang diakumulasi selama proses produksi dengan menggunakan harga pokok historis yang biasanya merupakan lawan dari biaya yang ditetapkan sebelum proses produksi yang ditujukan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyadi, 1993, Akuntansi Biaya, Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE Universitas Gunadarma.
2. Firdaus A. Dunia, 1994, Akuntansi Biaya, Buku Satu Lembaga Penerbit Fakultas Ekonom Universitas Indonesia, Jakarta.
3. Schweitzer dan Hans-Ulrich Kueper, Akuntansi Biaya, Alih Bahasa oleh Burhan Napitupulu dan Teddy Pawitro, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1991.
4. Tresno Lesmono, 1998, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Akademia Akuntansi YKPN
5. Ibnu Subiyanto dan Bambang Suripto, 1993, Akuntansi Biaya, Seri Diktat Kuliah, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta.
AKUNTANSI BIAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Merupakan bagian dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang akan datang. Memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi. Memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisish.
1.2 Batasan Masalah
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik banyak dipergunakan perusahaan untuk pembuatan produk sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan didalam pelaksanaan. Untuk itu Penulis hanya membatasi penulisan ini pada elemen – elemen biaya, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui elemen – elemen biaya, biaya bahan baku, biaya tenega kerja langsung, biaya overhead pabrik, biaya standar dan sesungguhnya secara garis besar.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan cara mengkaji dan menelaah data dari buku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biaya
Berikut ini beberapa pengertian dari biaya diantaranya adalah sebagai berikut :
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang akan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Biaya adalah pemakaian barang – barang yang dinilai untuk pencapaian hasil (output) tertentu.
Biaya adalah pengeluaran – pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat yang meneliti satu periode akuntansi tahunan.
Dari beberapa pengertian biaya diatas dapat didefinisikan bahwa biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang dinilai dengan uang yang berguna untuk masa yang akan datang.
2.2 Elemen – Elemen Biaya
a. Biaya Produksi
Merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian - bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung yang berhubungan dengan proses produksi.
b. Biaya Pemasaran
Merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan kegudang pembeli, gaji karyawan bagian – bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sampel).
c. Biaya Administrasi dan Umum
Merupakan biaya – biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntansi, biaya fotocopy.
d. Biaya Langsung (Direct cost)
Biaya yang terjadi yang penyebab satu – satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.
Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
e. Biaya Tidak Langsung (Inderect cost)
Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu.
2.3 Biaya Bahan Baku
Suatu perusahaan didalam pembuatan suatu produk dibutuhkan biaya bahan baku. Biaya bahan baku, biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang didalam suatu perusahaan.
Biaya bahan baku adalah merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.
2.4 Biaya Tenaga Kerja
Perusahaan didalam memproduksi dibutuhkan tenaga kerja dimana tenaga kerja tersebut akan dipergunakan didalam proses pembuatan produk perusahaan. Perusahaan didalam mempergunakan tenaga kerja manusia membutuhkan biaya tenaga kerja. Dimana Biaya tenaga kerja tersebut adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.
2.5 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung, biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi.
Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang.
Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang tidak langsung terlibat dalam pengelolaan barang.
2.6 Penggolongan Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut :
1. Biaya Produksi ( Terdiri dari Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung).
Biaya Produksi adalah semua upah buruh dan insentip dalam rangka memproduksi suatu produk
2. Biaya Komersial ( terdiri dari Gaji direksi dan gaji karyawan kantor).
Biaya Komersial adalah semua pembayaran gaji yang dibayarkan kepada para pegawai (tetap/tidak tetap) guna mempertahankan eksistensi operasional perusahaan.
2.7 Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah Semua biaya – biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung , biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya – biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk ataupun job.
Item biaya overhead pabrik sangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya, dapat disusun klasifikasi sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun pada dasarnya terdapat biaya semi variabel yang mengandung kriterium sebagai biaya variabel maupun tetap. Namun untuk memudahkan perhitungan biaya dan pengendalian biaya, maka klasifikasi biaya semi variabel tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Pemisahan biaya ini sebenarnya mengandung kelemahan, mengingat tidak ada metode yang dianggap tetap dalam pemisahan biaya semi variabel tersebut.
2.8 Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya
Pengendalian pada biaya merupakan patokan atau standar sebagai dasar uang dipakai untuk tolak ukur pengendalian. Standar ini sangat dibutuhkan oleh manajemen untuk membantunya dalam menjalankan operasi perusahaan.
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor – faktor lain tertentu.
Biaya standar adalah alat yang dipakai untuk mengukur dan menilai prestasi pelaksanaan yang harus ditentukan dengan teliti dan ilmiah melalui penelitian teknis, penilaian prestasi, penelitian laboratorium penelitian gerak dan penelitian waktu.
(The National Association of Accountants / NAA) yang dikutip oleh Cashin (1988) mendefinisikan Biaya sesungguhnya adalah biaya yang diakumulasi selama proses produksi dengan menggunakan harga pokok historis yang biasanya merupakan lawan dari biaya yang ditetapkan sebelum proses produksi yang ditujukan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Biaya standar tidaklah menggantikan biaya sesungguhnya dalam suatu sistem akuntansi biaya melainkan saling melengkapi biasanya penggunaan biaya standar dipergunakan untuk:
a. Menetapkan anggaran
b. Mengendalikan biaya mengarahkan dan mengukur efesiensi
c. Menyederhanakan prosedur pembiayaan dan menyajikan laporan biaya
dengan cepat.
d. Membebankan biaya yang telah dikeluarkan ke bahan baku, barang dalam
proses dan barang jadi yang ada pada persediaan perusahaan.
e. Menutupkan dasar perhitungan untuk pelelangan, kontrak dan harga jual.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam proses produksi agar bisa berjalan sesuai yang diingikan perusahaan, maka perusahaan dalam hal ini harus memperhatikan apa saja yang dibutuhkan seperti elemen – elemen biaya, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overead pabrik didalam pelaksanaannya.
Berikut ini Elemen – Elemen Biaya adalah sebagai berikut :
a. Biaya Produksi
b. Biaya Pemasaran
c. Biaya Administrasi dan Umum
d. Biaya Langsung (Direct cost)
e. Biaya Tidak Langsung (Inderect cost)
Biaya Bahan Baku didalam suatu perusahaan merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang didalam suatu perusahaan.
Biaya tenaga kerja langsung, biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi.
Biaya Overhead Pabrik adalah Semua biaya – biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung , biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya – biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk ataupun job.
Pengendalian pada biaya merupakan patokan atau standar sebagai dasar uang dipakai untuk tolak ukur pengendalian. Sedangkan Biaya sesungguhnya merupakan biaya yang diakumulasi selama proses produksi dengan menggunakan harga pokok historis yang biasanya merupakan lawan dari biaya yang ditetapkan sebelum proses produksi yang ditujukan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyadi, 1993, Akuntansi Biaya, Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE Universitas Gunadarma.
2. Firdaus A. Dunia, 1994, Akuntansi Biaya, Buku Satu Lembaga Penerbit Fakultas Ekonom Universitas Indonesia, Jakarta.
3. Schweitzer dan Hans-Ulrich Kueper, Akuntansi Biaya, Alih Bahasa oleh Burhan Napitupulu dan Teddy Pawitro, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1991.
4. Tresno Lesmono, 1998, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Akademia Akuntansi YKPN
5. Ibnu Subiyanto dan Bambang Suripto, 1993, Akuntansi Biaya, Seri Diktat Kuliah, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta.
Kerangka Karangan (Outline)
Kerangka Karangan (Outline)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap di sebut outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal - balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan - gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas - lepas.
1.2 Batasan Masalah
Kerangka karangan banyak dipergunakan didalam setiap pembuatan penulisan karya ilmiah sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan untuk pembuatan penulisan tersebut. Untuk itu Penulis hanya membatasi penulisan ini pada pola susunan secara garis besar, macam – macam dan syarat pembuatan outline (kerangka karangan).
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pola susunan outline ( kerangka karangan ) secara garis besar.
2. Untuk mengetahui macam - macam outline ( kerangka karangan ) berdasar sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya
3. Untuk mengetahui syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan cara mengkaji dan menelaah data dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Outline ( Kerangka karangan )
Berikut ini pengertian dari outline ( kerangka karangan ) adalah sebagai berikut :
2.1.1 Pengertian Outline
Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
2.1.2 Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
2.1.3 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap di sebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub - sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub - sub topik yang lebih terperinci.
2.2 Manfaat Outline ( Kerangka Karangan )
1. Untuk menjamin tulisan terarah,dan konseptual
2. Untuk menyusun krangka karangan secara teratur
3. Membantu penulis melihat gagasan dalam kilas pandang,sehingga tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan baik
4. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda – beda
5. Menghindari penggarapan topik lebih dari dua kali atau lebih
6. Memudahkan penulis mencari materi pembantu
2.3 Pola Susunan Outline ( Kerangka Karangan )
secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.
1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit – unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis ( waktu )
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik ( riwayat hidup seorang penulis )
ð asal usul penulis
ð pendidikan si penulis
ð kondisi kehidupan penulis
ð keinginan penulis
ð karir penulis
b. Spasial ( ruang )
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan – tulisan yang bersifat deskriptif .
contohnya : Topik ( hutan yang sering mengalami kebakaran )
ð Di daerah Kalimantan
ð Di daerah Sulawesi
ð Di daerah Sumatra
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian – bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian itu harus di jelaskan berturut – turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian – bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
a. Klimaks dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik ( turunnya Suharto )
ð Keresahan masyarakat
ð Merajalela nya praktek KKN
ð Keresahan masyarakat
ð Kerusuhan social
ð Tuntutan reformasi menggema
b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya .
contoh : Topik ( krisis moneter melanda tanah air )
ð Tingginya harga bahan pangan
ð Penyebab krisis moneter
ð Dampak terjadi krisis moneter
ð Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang – kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif – alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik ( virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya )
ð Apa itu virusH1N1
ð Bahaya virus H1N1
ð Cara penanggulangannya
d. Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh ( umum ), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci ( khusus ).
Contoh : Topik ( pengaruh internet )
ð Para pangguna internet
• Anak – anak
• Remaja
• Dewasa
ð Manfaat internet
• Media informasi
• Bisnis
• Jaringan ocial
ð Dan lain – lain
e. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f. Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
2.4 Macam-macam Outline ( Kerangka Karangan )
A. Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya tidak kompleks
b) Akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:
Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya sangat kompleks
b) Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
B. Berdasar Perumusan Teksnya
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik
2.5 Syarat Kerangka Karangan yang baik
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide
atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
langkah-langkah menyusun karangan satu per satu:
1. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan.
Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
2. Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing - masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut ini petunjuk - petunjuknya :
1. Catat hal penting semampunya.
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang
menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
b. Mengatur urutan gagasan.
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
5. Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap materi yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
• Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis.
• Macam – macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.
• Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide
atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://jawerez.wordpress.com/2010/01/13/outline-kerangka-karangan/
2. http://nina-gusnedy.blogspot.com/2010/05/outline-kerangka-karangan.html
3. http://gladysdizz.blogspot.com/2010/06/outlinekerangka-karangan.html
4. http://sitompulke17.wordpress.com/2009/12/22/outlinekerangka-karangan/
5. http://anugerawan.blogspot.com/2009/12/kerangka-karangan-outline.html
6. http://krichul.wordpress.com/2009/12/18/tugas-b-indonesia-ke-5-outline/
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan
8. http://myth90.blogspot.com/2010/11/kerangka-karangan-outline.html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap di sebut outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal - balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan - gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas - lepas.
1.2 Batasan Masalah
Kerangka karangan banyak dipergunakan didalam setiap pembuatan penulisan karya ilmiah sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan untuk pembuatan penulisan tersebut. Untuk itu Penulis hanya membatasi penulisan ini pada pola susunan secara garis besar, macam – macam dan syarat pembuatan outline (kerangka karangan).
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pola susunan outline ( kerangka karangan ) secara garis besar.
2. Untuk mengetahui macam - macam outline ( kerangka karangan ) berdasar sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya
3. Untuk mengetahui syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan cara mengkaji dan menelaah data dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Outline ( Kerangka karangan )
Berikut ini pengertian dari outline ( kerangka karangan ) adalah sebagai berikut :
2.1.1 Pengertian Outline
Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
2.1.2 Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
2.1.3 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap di sebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub - sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub - sub topik yang lebih terperinci.
2.2 Manfaat Outline ( Kerangka Karangan )
1. Untuk menjamin tulisan terarah,dan konseptual
2. Untuk menyusun krangka karangan secara teratur
3. Membantu penulis melihat gagasan dalam kilas pandang,sehingga tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan baik
4. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda – beda
5. Menghindari penggarapan topik lebih dari dua kali atau lebih
6. Memudahkan penulis mencari materi pembantu
2.3 Pola Susunan Outline ( Kerangka Karangan )
secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.
1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit – unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis ( waktu )
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik ( riwayat hidup seorang penulis )
ð asal usul penulis
ð pendidikan si penulis
ð kondisi kehidupan penulis
ð keinginan penulis
ð karir penulis
b. Spasial ( ruang )
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan – tulisan yang bersifat deskriptif .
contohnya : Topik ( hutan yang sering mengalami kebakaran )
ð Di daerah Kalimantan
ð Di daerah Sulawesi
ð Di daerah Sumatra
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian – bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian itu harus di jelaskan berturut – turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian – bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
a. Klimaks dan Antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik ( turunnya Suharto )
ð Keresahan masyarakat
ð Merajalela nya praktek KKN
ð Keresahan masyarakat
ð Kerusuhan social
ð Tuntutan reformasi menggema
b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya .
contoh : Topik ( krisis moneter melanda tanah air )
ð Tingginya harga bahan pangan
ð Penyebab krisis moneter
ð Dampak terjadi krisis moneter
ð Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang – kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif – alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik ( virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya )
ð Apa itu virusH1N1
ð Bahaya virus H1N1
ð Cara penanggulangannya
d. Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh ( umum ), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci ( khusus ).
Contoh : Topik ( pengaruh internet )
ð Para pangguna internet
• Anak – anak
• Remaja
• Dewasa
ð Manfaat internet
• Media informasi
• Bisnis
• Jaringan ocial
ð Dan lain – lain
e. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f. Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
2.4 Macam-macam Outline ( Kerangka Karangan )
A. Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya tidak kompleks
b) Akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:
Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya sangat kompleks
b) Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
B. Berdasar Perumusan Teksnya
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik
2.5 Syarat Kerangka Karangan yang baik
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide
atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
langkah-langkah menyusun karangan satu per satu:
1. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan.
Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
2. Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing - masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut ini petunjuk - petunjuknya :
1. Catat hal penting semampunya.
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang
menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
b. Mengatur urutan gagasan.
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
5. Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap materi yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
• Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis.
• Macam – macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.
• Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide
atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://jawerez.wordpress.com/2010/01/13/outline-kerangka-karangan/
2. http://nina-gusnedy.blogspot.com/2010/05/outline-kerangka-karangan.html
3. http://gladysdizz.blogspot.com/2010/06/outlinekerangka-karangan.html
4. http://sitompulke17.wordpress.com/2009/12/22/outlinekerangka-karangan/
5. http://anugerawan.blogspot.com/2009/12/kerangka-karangan-outline.html
6. http://krichul.wordpress.com/2009/12/18/tugas-b-indonesia-ke-5-outline/
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan
8. http://myth90.blogspot.com/2010/11/kerangka-karangan-outline.html
lirik lagu justin bieber
Lirik Justin Bieber - Common Denominator
________________________________________
It Fills The Air
And I Fall In Love With You All Over Again
Ooh, You're The Light That Faced The Sun In My World
I'd Face A Thousand Years Of Pain For My Girl
Out Of All The Things In Life That I Could Fear
Uh, The Only Thing That Would Hurt Me
Is If You Weren't Here, Woah, I Don't Want To Go Back
To Just Being One Half Of The Equation
You Understand What I'm Sayin'?
Girl, With Out You I'm Lost
Can't Face This Focus At Heart Between Me And Love
You're The Common Denominator, Oh, Oh, Ooh, Oh
You're The Common Denominator, Oh, Yeah, Woah
Before Your Love Was Low, Now You're Just My Height, Aye
We Chase The Game That Would Put My Cot In The Side
Broken Heart Rise Up To Say Love Is Alive
You And I Would Stand To Be Multiplied, Yeah
Out Of All The Things In Life That I Could Fear
Uh, The Only Thing That Would Hurt Me
Is If You Weren't Here, Woah, I Don't Want To Go Back
To Just Being One Half Of The Equation
You Understand What I'm Sayin'?
Girl, With Out You I'm Lost
Can't Face This Focus At Heart Between Me And Love
You're The Common Denominator, Oh, Oh, Ooh, Oh
You're The Common Denominator, Oh, Yeah, Woah
I'm Never Ever Not Without Your Touch
Every Kiss That You Give, It Gives Me Heart
And To All The Heart It Can
Jealous Females Hate It, I'ma Hold It Down For You
For You, Woah, Oh Woah
Common Denominator, Oh, Yeah, Woah
I Don't Wanna To Go Back
Half Of The Equation, Woah, Woah, Yeah
Common Denominator, Oh, Oh, Oh, Oh
Common Denominator, Oh, Yeah, Woah
Just A Fraction Of Your Love Fills The Air
And I'd Fall In Love With You All Over Again, Yeah
________________________________________
It Fills The Air
And I Fall In Love With You All Over Again
Ooh, You're The Light That Faced The Sun In My World
I'd Face A Thousand Years Of Pain For My Girl
Out Of All The Things In Life That I Could Fear
Uh, The Only Thing That Would Hurt Me
Is If You Weren't Here, Woah, I Don't Want To Go Back
To Just Being One Half Of The Equation
You Understand What I'm Sayin'?
Girl, With Out You I'm Lost
Can't Face This Focus At Heart Between Me And Love
You're The Common Denominator, Oh, Oh, Ooh, Oh
You're The Common Denominator, Oh, Yeah, Woah
Before Your Love Was Low, Now You're Just My Height, Aye
We Chase The Game That Would Put My Cot In The Side
Broken Heart Rise Up To Say Love Is Alive
You And I Would Stand To Be Multiplied, Yeah
Out Of All The Things In Life That I Could Fear
Uh, The Only Thing That Would Hurt Me
Is If You Weren't Here, Woah, I Don't Want To Go Back
To Just Being One Half Of The Equation
You Understand What I'm Sayin'?
Girl, With Out You I'm Lost
Can't Face This Focus At Heart Between Me And Love
You're The Common Denominator, Oh, Oh, Ooh, Oh
You're The Common Denominator, Oh, Yeah, Woah
I'm Never Ever Not Without Your Touch
Every Kiss That You Give, It Gives Me Heart
And To All The Heart It Can
Jealous Females Hate It, I'ma Hold It Down For You
For You, Woah, Oh Woah
Common Denominator, Oh, Yeah, Woah
I Don't Wanna To Go Back
Half Of The Equation, Woah, Woah, Yeah
Common Denominator, Oh, Oh, Oh, Oh
Common Denominator, Oh, Yeah, Woah
Just A Fraction Of Your Love Fills The Air
And I'd Fall In Love With You All Over Again, Yeah
Langganan:
Postingan (Atom)